SURABAYA, HARIAN-NEWS.com – SELASA (25/1/2022)
Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron hadiri kegiatan apel Pasukan Pamor Keris (Patroli Bermotor Penegakan Protokol Kesehatan Masyarakat) di Lapangan Makodam V/Brawijaya Surabaya, Senin (24/1/2022).
Apel tersebut dipimpin oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Pada apel tersebut, Gubernur berharap, dalam menjalankan tugasnya, tim Pamor Keris harus memperhatikan beberapa hal. Diantaranya, deteksi dan intervensi dini serta pemetaan kerawanan di masing-masing lokasi agar patroli tepat sasaran.
“Ini harus betul-betul kita laksanakan dengan baik,” ungkapnya.
“Lakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Laksanakan tugas secara humanis dan professional, serta hindari tindakan arogan selama bertugas,” lanjut Gubernur.
“Bantu masyarakat dengan kegiatan penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi yang rawan terjadinya penyebaran Covid-19,” imbuhnya.
Selain itu, Gubernur juga menegaskan, semua pihak harus mendorong percepatan vaksinasi, terutama lansia dan anak-anak. Gubernur menyampaikan, hari ini ada 8 Kabupaten yang belum mencapai batas 70%.
Oleh karena itu Gubernur berharap, koordinasi dengan kabupaten kota untuk percepatan vaksinasi publik, lansia dan anak-anak harus dimaksimalkan.
“Bersamaan dengan itu, berbagai fasilitas isolasi terpusat harus di reaktivasi, artinya relawan-relawan, tenaga kesehatan disiapkan diberbagai isoterm yang sudah ada dan harus dilakukan reaktivasi.” tandasnya.
Sementara itu Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron akan mendindaklanjuti intruksi dari Gubernur Jawa Timur tersebut.
Menurut RA Latif dalam sambutannya, kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus dilakukan secara sistematis, programatis, dengan sinergitas dan kolaborasi yang tinggi untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Menurutnya, pencegahan penyebaran omicron menjadi agenda penting khususnya di Kabupaten Bangkalan.
Bupati juga menegaskan, akan mengatur kembali patroli rutin penegakan prokes.
“Kita juga akan mengintensifkan pelaksanaan testing, tracing dan treatment (3T). Selain itu vaksinasi untuk anak 6-12 tahun juga akan dilakukan,” jelasnya. (Iroel)