
Foto: Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Yuni Urinawati Kamis(5/6/2025)
BLITAR, HARIAN-NEWS.com — Melalui alokasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Pemkab (pemerintah kabupaten) Blitar menyalurkan anggaran sebesar Rp8,8 miliar kepada 4.819 buruh di tahun 2025 ini.
BLT ini menyasar buruh tani tembakau, buruh cengkeh, serta pekerja pabrik rokok yang tersebar di Kabupaten dan Kota Blitar. Penyaluran dilakukan melalui Dinas Sosial Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Bank Jatim sebagai mitra resmi.
Mekanisme Penyaluran dan Persyaratan
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar, Sri Nuryantin, melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Yuni Urinawati, menjelaskan bahwa program ini bertujuan memberikan bantuan finansial kepada buruh yang rentan, utamanya mereka yang belum memiliki jaminan sosial.
“Setiap penerima akan memperoleh Rp300.000 per bulan selama enam bulan, mulai Juni 2025. Penyaluran dilakukan secara bertahap melalui Bank Jatim, dengan proses verifikasi ketat agar bantuan tepat sasaran,” ujar Yuni, Kamis (5/6/2025).
Ia menegaskan bahwa penerima bantuan harus merupakan buruh aktif di sektor tembakau dan memiliki KTP Kabupaten Blitar. Verifikasi dilakukan secara cermat untuk menjamin transparansi dan keakuratan data penerima.
Fokus pada Bantuan Langsung, Bukan Proyek Fisik
Yuni menambahkan bahwa dana cukai yang dialokasikan Pemkab Blitar tidak dialihkan untuk proyek infrastruktur atau program pelatihan, tetapi difokuskan sepenuhnya untuk bantuan langsung bagi buruh.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kesejahteraan buruh tembakau adalah prioritas. Langkah ini merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah daerah terhadap sektor yang menjadi roda ekonomi Blitar,” tegasnya.
Dukungan Berkelanjutan Sejak 2023
Program BLT DBHCHT ini bukan yang pertama. Sejak 2023, Pemkab Blitar telah secara konsisten menyalurkan bantuan serupa sebagai bentuk dukungan langsung terhadap para pekerja di sektor pertembakauan.
Pemkab Blitar berharap bantuan ini mampu memberi dampak positif dan membantu meringankan kebutuhan hidup para buruh tembakau beserta keluarganya, khususnya dalam menghadapi dinamika industri yang tidak selalu stabil.
“Kami berharap program ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak buruh di masa mendatang, guna menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih merata di masyarakat,” pungkas Yuni.
Jurnalis: etok