Lapak-lapak Unggas di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Jawa Timur
Pasar Ngemplak Sudah “Bagus” Tapi Butuh Penataan Ulang
TULUNGAGUNG,HARIAN-NEWS.com – Pasar Ngemplak sudah menjadi salah satu kebanggan warga Tulungagung.
Selain karena suasananya yang terus “hidup” sepanjang hari. Mulai dari dini hari sudah ramai pedagang kebutuhan dapur hingga tengah hari. Jelang Sore sekira pukul 12.00 hingga 17.00 diramaikan pedagang grosir sayuran dari berbagai kota. Menjelang malam harinya kembali pedagang kebutuhan dapur dan aneka kebutuhan rumahtangga hingga busana.
Dan yang pasti Pasar Ngemplak menyumbankan pendapatan asli daerah (PAD) yang besar bagi APBD Kabupaten Tulungagung.
Namun sayangnya tata ruangnya kurang ideal, masih menyatunya antara pedagang sayuran dan pakaian berdempetan lokasi dengan rumah pemotongan unggas dan pasar unggas (ayam, bebek, burung dara).
Bisa dipastikan terjadi polusi udara dan kotoran unggas tersebut. Hal inilah yang membuat kondisi Pasar Ngemplak menjadi tidak nyaman. Belum lagi menjelang petang hingga tengah malam ada Pusat Jajanan Selera Rakyat (pujasera) yang sudah menempati eks terminal colt itu berdasarkan peraturan daerah. Kondisi hari ini pedagang di pusaera tinggal 1/3 dari jumlah pedagang yang dulu dipindahkan dari aloon-aloon di era Bupati Heru Tjahjono.
“ Disinikan pusat penjualan makanan dan kebutuhan pokok namun disini juga ada penjualan dan pemotongan unggas, ini kan sangat mengganggu pedagang pembeli dan pedagang lainnya. Sebab baunya membuat pengunjung tidak nyaman ,” ujar Parti (54) penjual sayur.
Seorang pengunjung Udin (47) mengatakan seharusnya tempat makanan menjadi tempat yang paling nyaman di antara yang lainya, paling tidak untuk lokasi pasar hewan seperti unggas ada tempat tersendiri tidak menjadi satu dengan pasar yang menjual kebutuhan pokok apalagi makanan.
Udin berharap kepada pemerintah daerah agar memperbaiki kembali penataan ruang di Pasar Ngemplak, “Kan sangat kurang baik jika pasar tempat berjualan makanan dan sayuran di dekatnya adapenjual unggas juga. “
Hal senada di sampaikan oleh Rini (38 ), harusnya tempat unggaskan dirapikan, apalagi ini kan berdekatan dengan tempat makanan dan kebutuhan pokok, jangan sampai baunya kemana-mana, apalagi sampai orang maumakan atau berbelanja disitu tidak jadi karena bau kotoran unggas.
Dari kalangan pedagang makanan pun juga ada yang mengeluhkan keadaanini, namun pihaknya merasa tidak enak dengan pedagang unggas jika harus memprotes hal ini. Oleh karena itu hanya bisa pasrah dan berharap semoga segera ada perbaikan tata ruang pasar, terutama dibagian unggas.
“Kami Cuma bisa pasrah, soalnya mau protesya semuanya teman, ya kita saling menjaga aja, semoga cepat ada perbaikan tata ruang pasar, sehingga antara sesama pedagang tidak ada yang di rugikan”, ungkap pedagang makanan diarea tersebut, yang identitasnya tidak mau disebutkan.
Tim media ini pun mendatangi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk konfirmasi terkait premasalah itu, namun sayangnya pihak dinas belum bisa memberi keterangan, sebab kepala Dinasdisperindag Ibu Dra. Imroatul Mufidah, M.Si sedang berada diluar kota. (agp/irf)
