


TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Pemerintah Kabupaten Tulungagung kembali menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Melalui program bertahap yang digelar Rabu (26/11/2025) di halaman Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, puluhan unit alat dan mesin pertanian (Alsintan) serta benih padi unggul resmi diserahkan kepada kelompok tani dan gapoktan dari berbagai kecamatan.
Seremoni yang berlangsung sederhana itu justru menghadirkan pesan kuat: bahwa modernisasi pertanian tidak lagi sekadar rencana, tetapi mulai diwujudkan melalui distribusi alat yang langsung menyentuh kebutuhan petani.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, bersama Wakil Bupati Ahmad Baharudin memimpin langsung prosesi penyerahan. Deretan traktor, pompa air, transplanter, hingga combine harvester memenuhi halaman pendopo—menjadi penanda besarnya langkah yang diambil pemerintah daerah untuk mempercepat mekanisasi di tingkat desa.
Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suyanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa mekanisasi sudah menjadi kebutuhan mendesak. Berkurangnya tenaga kerja pertanian, iklim yang kian ekstrem, serta persaingan komoditas menuntut petani beradaptasi dengan teknologi.
“Dengan Alsintan, mulai pengolahan lahan hingga panen dapat dipersingkat. Dari yang biasanya berhari-hari, kini bisa selesai hanya dalam beberapa jam,” ujarnya.
Suyanto menambahkan, bantuan kali ini tidak diberikan secara serampangan. Setiap unit disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, mulai dari pompa air untuk daerah rawan kekeringan, traktor untuk lahan sempit, hingga combine harvester untuk wilayah dengan potensi panen besar.
Meski begitu, publik masih mengajukan pertanyaan klasik: apakah Alsintan benar-benar digunakan petani atau justru mengendap di gudang? Pemerintah memastikan pengawasan lebih ketat dilakukan, meski hasilnya tetap harus dibuktikan pada musim tanam dan panen mendatang.
Bupati Gatut Sunu Wibowo dalam sambutannya mengingatkan bahwa Alsintan bukan sekadar simbol bantuan anggaran, melainkan investasi bersama yang harus dimanfaatkan secara optimal.
“Alsintan ini tidak boleh mangkrak. Tidak boleh dipakai sepihak. Ini milik bersama dan harus bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain untuk meningkatkan produktivitas,” tegasnya.
Gatut juga menyoroti pentingnya regenerasi petani. Mekanisasi, menurutnya, bisa menjadi pintu masuk bagi anak muda agar kembali tertarik mengelola sawah dengan cara yang lebih efisien dan modern.
Perwakilan gapoktan yang hadir mengaku menyambut baik program ini. Mereka menilai keberadaan Alsintan mampu mengatasi semakin langkanya tenaga kerja di sektor pertanian.
“Pekerjaan yang biasanya satu minggu, kini bisa selesai dalam tiga hari. Sangat membantu,” ujar salah satu ketua gapoktan.
Meski demikian, beberapa petani mengingatkan bahwa pendampingan tetap diperlukan. Mulai dari perawatan mesin, ketersediaan suku cadang, hingga operator yang terlatih agar Alsintan tidak cepat rusak atau tidak optimal digunakan.
Sebaran Bantuan Alsintan 2025
1. Bantuan Kementerian RI
Traktor Roda Crawler: 1 unit
Hand Tractor Singkal: 2 unit
Pompa Air: 61 unit
Transplanter: 7 unit
Hand Sprayer: 60 unit
Combine Harvester: 1 unit
Benih Padi Inpari 32: 44.950 ton
2. Bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Cultivator: 1 unit
Hand Tractor Singkal: 1 unit
Hand Tractor Rotary: 1 unit
3. Bantuan Pemerintah Kabupaten Tulungagung
Hand Tractor Rotary: 9 unit
Hand Tractor Singkal: 6 unit
Pompa Air: 24 unit
Hand Sprayer: 244 unit
Cultivator: 15 unit
Kendaraan Roda Tiga: 8 unit
Jumlah distribusi tahun ini meningkat signifikan dibanding beberapa tahun sebelumnya, menandai adanya perubahan strategi pemerintah dalam mempercepat mekanisasi pertanian.
Namun sejumlah pertanyaan tetap mengemuka: apakah distribusi alat benar-benar berlandaskan kebutuhan riil? Bagaimana pengawasan penggunaan di lapangan? Apakah operator desa sudah siap secara teknis? Dan seberapa besar pengaruh mekanisasi terhadap penurunan biaya produksi?
Jawaban atas pertanyaan itu baru akan terlihat pada musim-musim tanam berikutnya.
Yang pasti, program Alsintan tahun ini menjadi taruhan besar: apakah petani Tulungagung benar-benar naik kelas melalui modernisasi, atau mekanisasi ini hanya menjadi cerita seremonial belaka.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Arief Gringsing
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !