
TULUNGAGUNG , HARIAN-NEWs.com – Aroma kopi dan obrolan ringan di Angkringan Lawe 3 sore itu berbaur dengan keseriusan pena di atas kertas. Bukan sekadar tempat rehat, angkringan itu menjelma ruang inkubasi bagi para pewarta muda dalam pelatihan bertajuk “Training Skill Jurnalistik dan Reportase: Penulisan Berita Soft News”.
Di bawah rona senja Tulungagung, para mahasiswa, khususnya yang terpikat pada lentera dunia jurnalistik, diasah nalarnya. Rudi, alumnus Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang juga mantan nahkoda bahtera ilmu di UIN 1 Tulungagung, hadir sebagai suluh.
Ia tak menggurui, namun berbagi api semangat dan pengalaman lapangan yang tak lekang dimakan zaman.
“Intinya sederhana, menyemai benih pemahaman tentang lanskap jurnalistik yang terus menari,” tuturnya, merendah di antara para calon penulis berita. “Di bangku kuliah, lautan ilmu telah mereka arungi dari para guru yang mumpuni. Saya hadir sekadar menyentuh sisi praktis, mewarnai teori dengan realita lapangan.”
Bagi Rudi, para peserta bukanlah kanvas kosong. Mereka telah membawa palet dasar kemampuan menulis. Pelatihan ini laksana kanvas baru, tempat mereka belajar bersama dalam kehangatan angkringan, merajut keterampilan jurnalistik dengan benang diskusi yang tak kaku.
“Saya membuka jendela dialog tentang komunikasi, media, dan jantungnya, jurnalistik,” imbuhnya, menebar benih tanggung jawab moral kepada generasi penerus. “Ini adalah sebentuk bakti pada adik-adik kelas, sahabat seperjalanan ilmu, yang kelak mungkin akan menaklukkan rimba media.”
Harapan Rudi membumbung tinggi. Ia ingin kegiatan ini terus bersemi, menyuburkan semangat belajar para peserta. Lebih dari sekadar mahir merangkai kata, ia mendambakan lahirnya jurnalis-jurnalis muda yang teguh pada independensi, menjunjung tinggi etika, dan tak pernah kehilangan dahaga akan kebenaran.
“Minimal, bara jiwa jurnalis itu menyala dalam diri mereka,” pungkasnya, menyadari bahwa kepiawaian menulis adalah bekal berharga di berbagai medan kehidupan, tak hanya di garda depan media.
Senja itu, Angkringan Lawe menjadi saksi bisu antusiasme para pemburu berita masa depan.
Mereka, para mahasiswa dan alumni KPI, menyerap ilmu dengan dahaga. Suasana santai angkringan justru menjadi pupuk subur bagi tumbuhnya pemahaman jurnalistik yang praktis dan membumi. Di sana, di antara aroma kopi dan jajanan, lahir harapan akan jurnalisme yang lebih kritis dan beretika.