
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com —Aktivitas menerbangkan balon udara tradisional kembali menuai perhatian. PT PLN (Persero) mengungkapkan kerugian besar akibat balon udara yang tersangkut di jaringan transmisi listrik, yang dapat mencapai ratusan miliar rupiah.
Manajer Unit Pelaksana Transmisi (UPT) PLN Madiun, Ikhsan, mengungkapkan insiden besar terjadi pada 2020, ketika sebuah balon udara mengakibatkan pemadaman listrik di delapan kabupaten.
“Pemulihan jaringan memakan waktu lama. Rumah sakit, industri, hingga kantor pemerintahan lumpuh total,” katanya dalam konferensi pers di Mapolres Tulungagung, Kamis (10/4/2025).
Pemadaman tersebut, menurut Ikhsan, bukan hanya menimbulkan gangguan teknis tetapi juga memengaruhi perekonomian.
“PLN melayani masyarakat luas hingga sektor industri. Ketika terjadi pemadaman, kerugiannya otomatis membengkak,” ujarnya.
PLN telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk meningkatkan edukasi dan penindakan sejak 2020. Upaya ini membuahkan hasil dengan turunnya jumlah insiden balon udara. Namun, hingga Maret 2025, lima balon udara masih ditemukan tersangkut di jaringan listrik, meski berhasil diamankan tanpa dampak serius.
Selain balon udara, PLN juga memandang layang-layang sebagai ancaman besar bagi jaringan transmisi. PLN menghimbau masyarakat untuk tidak bermain layang-layang atau balon udara di sekitar jaringan listrik demi menjaga kestabilan pelayanan listrik. Kesadaran publik dinilai menjadi kunci dalam mencegah gangguan semacam ini.