UBHI Gelar Wisuda ke-40: Antara Gelar, Tanggung Jawab, dan Tantangan Mencetak SDM Unggul

Wisuda: Rektor UBHI PGRI Tulungagung Dr. Imam Sujono, S.Pd., M.M., mewisuda salah seorang wisudawan.

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Suasana Sidang Terbuka Senat Universitas Bhinneka PGRI (UBHI) Tulungagung, Jawa Timur Selasa (30/9/2025), dipenuhi rasa haru dan bangga. Sebanyak 574 mahasiswa—518 sarjana dan 56 magister—resmi diwisuda. Namun, di balik toga, senyum, dan ijazah, terselip pesan penting: gelar akademik bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar.

Rektor UBHI Tulungagung, Dr. Imam Sujono, S.Pd., M.M., mengingatkan para alumni agar tidak berhenti pada simbol gelar. “Alumni harus menjadi subjek pembangunan, bukan beban pembangunan,” tegasnya.

Kompetensi Jadi Bekal Utama
Ketua Yayasan, Drs. H. Luckman Sukadji, M.M., menekankan empat kompetensi yang wajib dimiliki lulusan: pedagogis, profesional, pribadi, dan sosial. Pesan ini menegaskan bahwa dunia kerja kini menuntut lebih dari sekadar nilai akademik. Kreativitas, inovasi, dan keberanian menciptakan peluang menjadi syarat utama.

Menuju Indonesia Emas 2045
Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., mengingatkan bahwa wisudawan hari ini adalah generasi yang akan berada di posisi strategis pada 2045. “Pendidikan tinggi harus berdampak nyata. Alumni wajib memahami visi nasional menuju Indonesia Emas,” ujarnya.

Tantangan memang nyata: kualitas riset, pemerataan dosen, hingga keterbatasan fasilitas masih menjadi pekerjaan rumah perguruan tinggi daerah. Namun, UBHI berkomitmen menjawabnya dengan langkah konkret, di antaranya memperluas program magang, termasuk lintas negara.

Dari Seremoni ke Aksi Nyata
Wisuda bukanlah sekadar perayaan tahunan. Lebih dari itu, ia adalah momen refleksi: bagaimana menekan angka pengangguran lulusan, melahirkan wirausaha muda, dan memastikan perguruan tinggi menjadi agen perubahan sosial.

Para wisudawan UBHI Tulungagung memang layak berbahagia. Tetapi, jalan panjang baru saja dimulai. Persaingan global, tuntutan inovasi, hingga tanggung jawab moral menanti.

Pesan dari Yayasan, LLDIKTI, dan Rektor tak boleh berhenti di podium wisuda. Itu adalah pengingat keras bahwa pendidikan tinggi adalah tangga untuk mencetak manusia unggul—kritis, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi bangsa.

Jurnalis Pandhu
Editor Tanu Metir