
TULUNGAGUNG, HARIAN- NEWS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah tak sekadar memenuhi asupan nutrisi siswa. Di SMPN 1 Tulungagung, Jawa Timur program ini dijadikan momentum nguri-nguri (melestarikan) nilai karakter melalui kebiasaan makan bersama.
Sejak diluncurkan pada 21 Juli 2025, program ini disambut antusias oleh 1.463 siswa, dengan menu higienis dan variatif.
Lancar Tanpa Kendala
Kepala SMP Negeri 1 Tulungagung Heni M.Pd., melalui Lilis Setyoningsih, S.Pd., M.Pd., penanggung jawab MBG di sekolah tersebut, mengungkapkan pelaksanaan program berjalan mulus. “Alhamdulillah, distribusi, pembagian, hingga pelaporan sesuai rencana. Kami juga cek kualitas makanan tiap hari, termasuk rasa dan kebersihannya,” tuturnya, Selasa (29/7/2025).
Menu yang disajikan mencakup nasi, lauk (ayam/ikan), sayur, buah, dan susu. Proses distribusi melibatkan guru, tenaga kependidikan, dan petugas dari Satuan Pelaksana Pangan dan Gizi (SPPG). “Makanan diantar sampai ke kelas, lalu wali kelas mendampingi siswa makan,” jelas Lilis.
Momen “Sinau” Adab dan Kebersamaan
SMPN 1 Tulungagung memanfaatkan MBG sebagai sarana pendidikan karakter. Siswa diajak “ngaji” adab makan: berdoa, menghabiskan makanan, dan menjaga kebersihan. “Ini cara kami menanamkan nilai moral sekaligus kebersamaan,” ujar Lilis.
Meski belum melibatkan ahli gizi langsung, sekolah memastikan makanan bebas pewarna dan penyedap rasa berbahaya. “Kami prioritaskan kesehatan siswa,” tegasnya.
Dampak Positif: Semangat Belajar Meningkat
Kepuasan siswa terlihat dari cerita Gendhis, salah satu peserta MBG. “Makanannya enak, tanpa micin, dan lengkap. Sekarang nggak perlu jajan lagi—lebih hemat dan sehat!” ujarnya.
Siswa lain, Akbar, menambahkan, MBG membantunya tetap fokus di jam pelajaran akhir. “Setelah makan, energi pulih. Kami juga yakin program ini bisa cegah stunting,” katanya bersemangat.
Harapan untuk Keberlanjutan
Lilis berharap MBG bisa terus berjalan. “Jika tidak, semoga ada alternatif lain yang tetap mendukung gizi siswa,” pungkasnya.
Program ini membuktikan bahwa pemenuhan gizi seimbang bukan hanya urusan perut, tapi juga investasi generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berakhlak.
Jurnalis Pandhu
Editor: Tanu Metir