
PATI, HARIAN-NEWS.com – Remaja perempuan berusia 16 tahun yang diduga menjadi korban pemerkosaan, ditemukan di sebuah rumah kosong di Desa Alasdowo Kecamatan Dukuhseti pada Minggu (31/7) lalu dalam kondisi lemah dan kurus. Korban sempat hilang selama empat bulan.
Kuasa hukum korban, Maskuri, saat dihubungi menjelaskan, anak itu hilang dari rumah sejak Bulan April 2022. Awalnya korban main, kenalan sama pelaku. Setelah itu korban tidak pulang-pulang.
“Selama empat bulan kurang lebih. Bukan tidak dicari orang tuanya. Bahkan (dicari) sampai ke luar kota. Tapi tidak diketemukan dan HP-nya tidak bisa dihubungi. Hampir putus asa gitu,” kata Maskuri, Jumat (5/8).
Maskuri melanjutkan, orang tua akhirnya mendapatkan informasi yang menyebut anaknya berada di sebuah rumah kosong di Kecamatan Dukuhseti. Lantas orang tua memeriksa dan ternyata benar anaknya ditemukan di kamar dengan kondisi memprihatinkan.
“Keluarga mendapatkan informasi ada di suatu daerah. Di suatu tempat, akhirnya di rumah kosong. Lha kemudian karena keluarga meyakinkan ada di situ didobrak dari belakang. Ditemukan dalam kamar. Dalam kondisi yang memprihatinkan sekali,” terang Maskuri.
Dia menjelaskan korban dalam kondisi lemah tidak berdaya. Kata dia korban tidak mampu berteriak ataupun berbicara. Korban hanya lemah berbaring di tempat tidur.
“Selama di situ korban disekap kenapa tidak keluar, tidak kabur, kok tidak teriak. Anak tersebut ngomong saja tidak bisa, kedua berdiri saja tidak mampu, duduk tidak bisa. Dan faktanya seperti itu, belum bisa ngomong cuma bisa berbaring,” jelasnya.
Lanjut dia, orang tua membawa korban untuk dirawat ke rumah sakit. Orang tuanya pun sudah melaporkan kepada polisi pada Senin (1/8).
Lanjutan : remaja itu hamil, keterangan Polisi…
Kuasa hukum korban, Maskuri lebih lanjut memberikan keterangan, berdasarkan SPOG dari pemeriksaan dokter, anak tersebut hamil 14 Minggu atau kurang lebih 3,5 bulan. Selain itu juga ditemukan luka pada alat vitalnya.
“Kenapa bisa dikatakan sedang hamil, itu berdasarkan SPOG dari pemeriksaan dokter bahwa anak tersebut hamil 14 Minggu atau kurang lebih 3,5 bulan. Kedua diketemukan luka di alat vital. Dan luka ini sangat berat,” jelas pengacara keluarga korban, Maskuri saat dihubungi Media Nasional.
Maskuri juga menyampaikan, korban saat ini dalam kondisi belum bisa diajak komunikasi secara normal.
Kasi Humas Polres Pati Iptu Sukarno saat ditemui memberikan keterangan, polisi masih melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku. “(Pelaku) Masih dalam pengejaran,” kata dia, Jumat (5/8/2022).
Senada, Kapolsek Tayu Iptu Aris Pristianto saat dihubungi pun menyampaikan hal yang sama, pihaknya masih melakukan penyidikan.
“Dugaan (hamil) itu keterangan dari medis atau dokter ya, kami masih melakukan penyidikan, kemarin informasinya juga sudah divisum,” pungkas Aris.
Lanjutan: kesaksian tetangga di TKP…
Ketua RT 6, Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti, Sutrisno mengatakan, terduga pelaku dan korban sering keluar bersama. Warga pun membantah ada penyekapan di rumah tersebut.
“Orang itu (terduga pelaku dan korban) yang terkait di sini itu sering keluar, tidak di rumah terus tidak, keluar bermain di sama tetangga, sama temannya. Kalau malam tidur di rumah, siang tidur di rumah, pernah keluar berdua,” jelas Sutrisno kepada wartawan di lokasi, Jumat (5/8/2022).
Menurutnya warga mengira jika korban dengan pelaku statusnya pacaran. Hanya kata dia, prianya jika malam pergi dari rumah dan pulang hingga dini hari. Warga tidak mengetahui pekerjaan pria tersebut.
“Saya kira semua warga namanya pacaran. Yang laki-laki itu siang di rumah, kalau malam pergi, kerjanya tidak tahu. Pulangnya jam 2 sampai 3 dini hari,” terang dia.
Diwawancara terpisah, Perangkat Desa Alasdowo, Zainal Arifin, mengatakan kaget mendengar adanya berita dugaan penyekapan remaja perempuan di sebuah rumah di desanya. Menurutnya kabar penyekapan hingga diduga terjadi budak seks tidak benar.
“Justru saya mengetahui masalah ini adalah ketika membaca berita di sosial media, di mana di sana ada kasus penyekapan anak SMP, setelah saya cari informasi dan mengarah salah satu nama dan di sini kita simpulkan bahwa kabar penyekapan tidak benar,” jelas Zainal kepada wartawan.
Menurutnya kondisi rumah memang sepi. Pintunya pun terpasang hanya bagian depan. Sedangkan bagian rumah tersebut tidak ditemukan pintunya.
“Karena kita lihat kondisi rumah, pintu hanya terpasang di bagian depan, sedangkan di belakang tidak ada bagian pintu. Ini bisa diasumsikan tidak ada unsur penyekapan,” terang dia.
Dia pun pernah melihat antara pelaku dan korban keluar bersama berboncengan. Warga, kata Zainal, menganggap mereka sebatas pacaran biasa.
“Saya sendiri pernah melihat pelaku dengan korban pernah berboncengan,” kata dia.
“Saya bisa dikatakan sebagai tokoh masyarakat di wilayah sini, menganggap hanya sebatas pacaran, dan kami tidak mengetahui jika korban ini sudah tinggal lama dengan pelaku. Ini yang saya ketahui,” pungkas dia.