
REMBANG, HARIAN-NEWS.com – Reaktivasi jalur kereta api Semarang-Tuban kembali naik ke permukaan. Rencananya, reaktivasi tersebut tak akan melewati Bojonegoro. Tetapi, sebagian kawasan di Kabupaten Rembang.
Namun, permasalahan kembali muncul mengingat banyaknya pemukiman warga yang telah dibangun di atas rencana rute reaktivasi tersebut.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebutkan, proyek reaktivasi kereta api Semarang-Tuban masuk skala prioritas proyek pusat, selain proyek tol dan lingkar Kaliori-Lasem.
Nantinya, khusus kereta Rembang, yang dilewati ada dua alternatif. Yakni, menggunakan jalan yang dulu atau sebagian dipindah lokasinya.
“Ini karena jalur banyak ditempati masyarakat, kira-kira mereka yang menempati dipindahkan. Nanti, diadakan teknisnya terkait jalur Semarang-Tuban. Lewatnya pantura. Jadi, Bonang terus sampai Tuban lewat pantura.,” bebernya.
Sementara, nasib kejelasan jalan lingkar Kaliori-Lasem, saat ini masih berhitung waktu dan anggaran.
“Tahapannya, memang cukup kesulitan mengatur,” katanya saat digelar coffee morning di lantai IV Kantor Setda Rembang.
Hafidz mengakui, jika proses tersebut akan memakan waktu. Pengerjaan jalan lingkar Rembang kemungkinan akan lama lagi. Sebab proses berhitung waktu dan keuangan ini penting. Karena awalnya lebarnya 20 meter, sekarang harus 40 meter.
”Hitungannya kalau 20 meter, dengan panjang 25 km bisa merencanakan budget Rp 100 miliar. Tetapi ketika menjadi 40 meter harus dua kali lipat. Dengan catatan harga sesuai prediksi,” ujarnya.