TULUNGAGUNG,HARIAN–NEWS. Com — Semangat Kurikulum Merdeka nampaknya benar – benar diterapkan di SMPN 1 Ngantru, Kabupaten Tulungagung terbukti dengan diraihnya medali perunggu dalam Olimpiade Sains Indonesia (OSI) Bidang Matematika tingkat nasional yang diselenggarakan Pusat Olimpiade Sains Indonesia (POSI), salah satu lembaga Pelatihan Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk siswa dan guru tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA swasta Nasional yang cukup besar di Indonesia.
Kepala SMPN 1 Ngantru Bambang Nurdin melalui sambungan telpon menyampaikan,, kebanggaannya kepada Guru pembimbing dan seluruh tenaga pengajar, karena berkat bimbingan Guru pembimbing lah prestasi dapat diraih.
Ditambahkan Waka Humas Laily mengatakan, untuk sekolahnya ada beberapa extrakurikuler yang wajib diikuti, salah satunya adalah extra OSN (olympiade sains Nasional ).
“ Jadi tidak ada pengarahan ataupun bimbingan khusus untuk memenangkan olimpiade, justru fokusnya tetap pada materi pembelajaran di sekolah,” kata Laily.
Ditambahkannya, menariknya ketika ada perlombaan olimpiade matematika, banyak anak yang dengan sukarela mendaftar dan ternyata bisa dua anak berhasil mendapatkan medali perunggu.
“ Sekolah tidak pernah menyuruh mengikiti kompetisi apapun, jadi sekolah hanya menginformasikan adanya sebuah kompeti perlombaan dan anak yang ingin ikut bisa mendaftar ,“ kata Syafiul Fuad selaku pembina extra OSN di sekolah tersebut.
Ternyata cara ini cukup efektif terbukti dengan banyaknya pendaftar setiap kali ada kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional.
“ Alhamdulillah salah satu siswa SMPN 1 Ngantru atas nama Zoga Muhamad Ramdhan kelas 7H, dan Rinfiana Mutiara Tantri kelas 7I mendapat peraih Medali Perunggu dalam Olimpiade Sains Indonesia (OSI) bidang Matematika,” kata Syafiul.
Syafiul Fuad selaku pembina Matematika, juga menyampaikan selamat kepada dua anak tersebut,
“ Meskipun tidak ada pembinaan khusus ternyata bila didasari oleh bakat minat ternyata tetap meraih prestasi daripada melalui penunjukan sekolah, padahal olympiade matematika tersebut diikuti oleh 810 siswa di seluruh Indonesia,” ungkap Syafiul.
