
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Bertempat di Madrasah Ibdaiyah Unggulan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung , Provinsi Jawa Timur telah dilakukan deklarasi Madrasah Ramah Anak, pada Kamis, 1 Desember 2022.
Deklarasi tersebut dalam rangka mewujudkan Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA). Dengan harapan terwujud Indonesia Layak Anak (IDOLA) 2030.
Penandatangan deklarasi dilakukan oleh Camat Pagerwojo yang diwakili Sekwilcam, Kapolsek Pagerwojo, Danramil pagerwojo, Yayasan, Komite, Kemenag, Fasilitator Nasional, Tokoh masyarakat setempat danpara guru serta para ustadz dsan ustadzah Pondok Pesantren Al Azhaar Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.
Kepala MI Unggulan Pagerwojo Tulungagung, Purwo Aswadi menjelaskan, deklarasi Madrasah Ramah Anak TK, MI dan MTs Unggulan Pagerwojo Tulungagung merupakan rintisan madrasah untuk bersinergi berkhidmad dalam upaya untuk memenuhi hak-hak anak. Pendidikan harus fokus melayani peserta didik.
“Semua untuk mengoptimalkan potensi anak didik,” tegas Purwo.
Senada dengan itu, Kepala Madrasah MTs Unggulan Pagerwojo Tulungagung, Ismi menambahkan penjelasan, tugas guru adalah mendampingi anak tumbuh kembang. Semua anak berpotensi mencapai perkembangan optimal.
Pada deklarasi Madrasah Ramah Anak menghadirkan Danramil Pagerwojo, Kapten Inf. Khoirur Rohim.
Anggota TNI yang jebolan Sekokah Islam Durenan Trenggalek tersebut menjelaskan, pendidikan MI dan MTs merupakan pengkaderan untuk bangsa.
“Orang tua harus memberi pelayanan pada anak yang terbaik. Saat ini lulusan sekolah Islam telah banyak jadi pemimpin bangsa,” kata Khoirur.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Tulungagung, Zainal Arifin yang mewakili Kepala Kemenag Kabupaten Tulungagung menjelaskan, SRA itu untuk memberi pelayanan terbaik atas hak-hak anak.
“SRA itu untuk melindungi anak baik di sekolah maupun di luar sekolah,” kata Zainal.
Penjelasan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Al Azhaar Indonesia, Imam Mawardi Ridlwan, menyampaikan, Madrasah ramah anak itu pendidikan yang meneladani Rosululloh sholallah alaihi was salam. Karena itu madrasah didesain Ramah yaitu harus resik, aman, melayani, asri dan harmonis/humanisme.
“Madrasah itu melayani anak yaitu akui potensi anak, nyaman (Bahagia), aktif learning, kekerabatan dan persahabatan,” tegas Imam
Bagaimana model pembelajaran madrasah ramah anak? Imam Mawardi menjelaskan, pembelajaran itu harus mengorkesta (memadukan) semua potensi dan harus membahagiakan anak. Maka di MI dan MTs Unggulan Pagerwojo Tulungagung dibudayakan menyambutan santri dengan 6-S.
“Program enam S adalah budaya guru yang berkarakter selalu senyum, sapa, salam, sungkem, seduluran/setia kawan,” tegas Imam
Fasilitator Nasional, Bekthi Prastyani, memaparkan, mewujudkan SRA dibutuhkan sinergi satuan sekolah, tokoh masyarakat, komite madrasah, orang tua dan pejabbat pemerintah terkait. Saya pertama ke daerah Pagerwojo Tulungagung, ternyata indah dan sejuk.
Saya mendukung penuh TK, MI dan MTs UNGGULAN Pagerwojo Tulungagung merintis madrasah ramah anak. Kerja bersama dibutuhkan,” tegas Bekhti.