160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Demam Sakura’ Landa Tulungagung! Lautan ‘Wibu’ Tumpah Ruah di Festival Jepang 2025

Keterangan Foto  Idol group Ego-Is tampil memukau di panggung utama Fazzio Aratu No Matsuri Vol. 2 di GOR Lembu Peteng, Tulungagung, Minggu (11/5/2025).

 

TULUNGAGUNG, HARIAN- NEWS.com – GOR Lembu Peteng Tulungagung mendadak bertransformasi menjadi ‘desa Konoha’ saat gelaran Fazzio Aratu No Matsuri Vol. 2, Minggu (11/5/2025).

Festival yang menjadi ‘oase’ bagi para pecinta budaya Jepang ini sukses ‘menyihir’ ribuan pasang mata, baik dari Tulungagung maupun kota tetangga.
Didukung ‘kartu truf’ sponsor seperti Yamaha, Bank Jatim, dan Foresthree Coffee, serta ‘restu’ dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), acara ini menjadi ‘magnet abadi’ bagi para wibu – sebutan akrab penggemar budaya Jepang.

750 x 100 AD PLACEMENT
 Foto : Pengunjung tampil dengan berbagai kostum cosplay dalam event Fazzio Aratu No Matsuri Vol. 2 di GOR Lembu Peteng, Tulungagung, Jawa Timur Minggu (11/5/2025).

Tiket masuk pun ludes bak ‘r, men pedas’ di kala lapar, dengan harga Rp25.000 untuk presale dan Rp35.000 untuk pembelian langsung.

Fazzio Aratu No Matsuri: ‘Kawah Candradimuka’ Kreativitas dan Komunitas Jejepangan

Foto : Yahya , Ketua Panitia Acara Fazzio Aratu No Matsuri Vol. 2

Ketua Panitia, Yahya, menyebut Fazzio Aratu No Matsuri sebagai ‘puncak gunung es’ kerinduan para pecinta budaya Jepang di Tulungagung dan sekitarnya.
“Festival ini adalah ‘pesta akbar’ para wibu di Tulungagung. Pengunjung sudah ‘berpuasa’ sejak awal tahun, menantikan acara ini setelah terakhir kami menggelar festival serupa pada Oktober lalu,” ungkap Yahya penuh semangat.

Dengan konsep yang lebih ‘level up’, tahun ini penyelenggara menyuguhkan ‘paket komplit’ konten, mulai dari penampilan idol yang ‘kawaii’, cosplay yang ‘wah’, kuliner Jepang dan lokal yang ‘oishii’, merchandise yang ‘sugoi’, hingga alunan J-song yang ‘memorable’ dan kompetisi bertema Jepang seperti Coswalk dan lomba animasi yang ‘mendigital’.

750 x 100 AD PLACEMENT

Bintang-Bintang’ dari Negeri Sakura dan Lokal ‘Bersinar’ di Tulungagung

Atmosfer festival semakin ‘pecah’ dengan kehadiran ‘pasukan bintang tamu’ dari berbagai penjuru kota. Sebut saja RRQ Alice dari Yogyakarta, duo cosplayer Malang yang ‘cetar membahana’, Wika dan Puri, band Moonbeam yang ‘mengguncang jiwa’, idol group Siberi dari Surabaya yang ‘enerjik’, serta ‘local pride’ Refresh Breeze dari Teluk Agung.

Tak ketinggalan, ‘armada’ cosplayer dan performer dari Tulungagung, Kediri, dan Blitar turut ‘bertempur’ di panggung, menambah ‘warna’ dalam ‘pertempuran’ budaya ini.

Fasilitas ‘Naik Kelas’, Antusiasme Masyarakat ‘Meledak’

750 x 100 AD PLACEMENT

Dibanding edisi sebelumnya, tahun ini penyelenggara melakukan ‘evolusi’ signifikan dalam hal fasilitas. Salah satunya adalah ‘mata raksasa’ videotron yang menjadi media utama, menggantikan backdrop sederhana.
“Kami juga menambah ‘medan perang’ lomba seperti animasi dan cosplay competition, yang bisa kami ‘proyeksikan’ di videotron. Ini adalah ‘lompatan kuantum’ dari tahun ke tahun,” imbuh Yahya.

Menariknya, ‘stereotype’ negatif terhadap komunitas wibu perlahan mulai ‘mencair’. Masyarakat kini lebih ‘welcome’ dan bahkan antusias ‘merangkul’ acara seperti ini. Buktinya, ‘pasukan’ tenant lokal ikut ‘berbaris’ meramaikan festival.
“Dulu dari 15 tenant hanya terisi 10, sekarang semuanya ‘full slot’. Bahkan ada tenant makanan Korea yang juga ‘kebanjiran’ pembeli meski bukan sepenuhnya Jepang,” kata Yahya, takjub.

Curhat Cosplayer: ‘Kode Keras’ dari Generasi Kreatif

Foto : Alea , Cosplay Nahida di acara Fazzio Aratu No Matsuri Vol. 2.

Salah satu ‘pejuang cosplay’, Alea, yang tampil ‘memukau’ sebagai karakter Nahida dari Genshin Impact, berbagi ‘rahasia’ penampilannya.
Ia merasa karakter tersebut adalah ‘cerminan’ dirinya.
“Aku cosplay Nahida karena cocok sama aku yang pendek,” ujarnya sambil ‘melempar tawa’.

Butuh ‘ritual’ satu jam untuk riasan wajah dan 20 menit untuk ‘bertransformasi’ mengenakan kostum. Bukan kali pertama ia ‘bertarung’ di medan cosplay, sebelumnya ia telah ‘beraksi’ di event Halloween Daisuki dan Book Bar.
“Tantangan terbesar itu harus percaya diri dan bisa ‘berbaur’. Semoga ke depan event seperti ini terus ‘meroket’ dan diadakan lebih sering,” harap Alea, mengirimkan ‘sinyal’ harapan.

Fazzio Aratu No Matsuri: ‘Stasiun’ Ekspresi dan ‘Pintu Gerbang’ Masa Depan

Lebih dari sekadar ‘panggung hiburan’, Fazzio Aratu No Matsuri adalah ‘titik temu’ para ‘soulmate’ budaya Jepang, saling berbagi ‘resep’ inspirasi, serta membuka ‘horizon’ karier di bidang kreatif.
“Acara ini adalah ‘rumah’ bagi komunitas yang punya minat sama dunia jejepangan. Dari kartu Yu-Gi-Oh, Tamiya, cosplay, sampai anime. Ini ‘markas’ kalian,” pungkas Yahya dengan ‘api’ semangat.

Antusiasme pengunjung yang ‘membara’, keterlibatan komunitas lokal yang ‘solid’, serta peningkatan kualitas acara yang ‘signifikan’ menunjukkan bahwa Tulungagung kini mulai menjadi salah satu ‘pusat gempa’ budaya pop Jepang di Jawa Timur.

Festival ini bukan hanya ‘pelipur lara’, tapi juga bukti bahwa dunia kreatif lokal mampu ‘unjuk gigi’ dan berkolaborasi lintas minat dan generasi.

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !