
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com— Setiap Minggu pagi , Kawasan Car Free Day (CFD) Tulungagung yang berada di jantung kota Tulungagung sekitar Titik nol, ajang UMKM lokal “berkarya” yang menjadi medan magnet berkumpulnya warga pecinta kuliner dan wisatawan lokal.
Dengan melibatkan sekitar 600 pedagang UMKM, CFD ini tidak hanya menjadi ajang rekreasi warga, tetapi juga wadah pengembangan ekonomi lokal yang signifikan.
Aneka Ragam Jualan di Car Free Day
CFD Tulungagung menawarkan berbagai jenis produk yang dijajakan oleh para pedagang UMKM, di antaranya:
– Makanan dan Minuman Tradisional: Berbagai kuliner khas seperti sompil, nasi pecel, sate ayam, bakso, soto, tahu campur, es dawet, es cendol, aneka jus, aneka kopi dan teh.
– Jajanan Pasar: Kue putu, klepon, onde-onde, cenil, gathot, gethuk, lemper, dan aneka gorengan, batagor, siomay, rempeyek.
– Produk Pangan Olahan: Kue kering, aneka camilan, dan produk olahan lainnya.
– Produk Pangan Olahan ala Korea, Jepang, China , Western.
Penataan Lapak UMKM yang Terorganisir
Menurut Ketua Forkom UMKM Tulungagung, Abdul Aziz, penataan lapak UMKM di kawasan ini dilakukan secara terorganisir.
“Penataannya yang pertama, pedagang mendaftar ke dinas. Dari data tersebut, kami diberi wewenang untuk menetapkan lokasi berjualan. Jadi, intinya semua data berasal dari dinas,” ujar Abdul Aziz, saat dikonfirmasi, Minggu(19/1/2025) di kawasan CFD.
Lokasi Strategis untuk UMKM
Lokasi yang disediakan untuk para pelaku UMKM tersebar di beberapa ruas jalan utama. Di Jl. Ahmad Yani Barat, lapak pedagang mulai dari perempatan bundaran TT hingga perempatan sate.
Sementara itu, di Jl. Ahmad Yani Timur, pedagang dapat berjualan dari bundaran TT hingga pintu masuk Pemda. Tak ketinggalan, Jl. Diponegoro juga dimanfaatkan sebagai lokasi berjualan, mulai dari bundaran TT hingga pertigaan Apollo. Total, sekitar 600 pedagang mendapatkan tempat strategis untuk menjajakan produknya.
Kebijakan Tanpa Sewa Lahan
Setiap pedagang diberikan lahan seluas 2 meter persegi untuk berjualan. Menariknya, tidak ada biaya sewa lahan yang dikenakan. “Tidak ada sewa lahan, jadi tidak ada hitungan harian, mingguan, atau bulanan,” tambah Abdul Aziz. Namun, para pedagang diwajibkan memberikan iuran untuk penanganan kebersihan, khususnya sampah.
Proses Pendaftaran dan Kriteria Pedagang
Bagi pelaku UMKM yang ingin berpartisipasi, mekanisme pendaftaran dilakukan melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro. “Mereka harus mendaftar dan masuk antrian. Jika ada lapak kosong, baru bisa dimasukkan,” jelas Abdul Aziz. Salah satu syarat utama adalah pedagang harus memiliki KTP Tulungagung.
Dampak Positif bagi UMKM Lokal
Abdul Aziz mengungkapkan, Car Free Day memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan UMKM lokal. “Setiap minggu, rata-rata omzet total pedagang mencapai sekitar Rp200 juta,” ungkapnya.
Dengan tingginya kunjungan masyarakat, kegiatan ini menjadi salah satu penggerak perekonomian daerah.
Harapan dan Masa Depan Car Free Day
Meski demikian, pendampingan bagi pelaku UMKM masih perlu ditingkatkan. Abdul Aziz berharap ke depan ada program pelatihan terkait gizi, halal, merek, dan aspek lain yang mendukung pengembangan UMKM. “Untuk saat ini, pendampingan belum ada. Namun, mungkin di tahun-tahun mendatang akan diadakan,” katanya.
Kolaborasi untuk Kemajuan Ekonomi Lokal
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, dinas terkait, dan para pelaku UMKM, Car Free Day Tulungagung tidak hanya menjadi ajang rekreasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal yang menjanjikan.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk-produk unggulan mereka, menarik minat pengunjung, dan menciptakan peluang baru di dunia kuliner dan usaha kecil.
Jurnalis: Pandhu