KEDIRI, HARIAN-NEWS.com – Simpang susun atau interchange tol Kediri-Tulungagung yang semula direncanakan di Jl Jaksa Agung Suprapto, dipastikan digeser ke Jl Suparjan Mangun Wijaya, Kelurahan Bujel, Mojoroto. Penggeseran tersebut berdampak pada beberapa perubahan. Terutama di detail engineering design-nya.
Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, proses penggeseran simpang susun tersebut saat ini sudah masuk ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Prosesnya sekarang di bina marga (Kementerian PUPR, Red),” kata sumber koran ini di Pemkot Kediri.
Masih menurut sumber yang mewanti-wanti agar namanya tak dikorankan itu, hingga minggu ini tim badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Tulungagung rutin menggelar rapat.
Rapat itu membahas perubahan desain dan trase tol secara detail. Rapat digelar secara bergiliran bersama tim dari PT Gudang Garam di tiga daerah tersebut.
“Pembahasannya detail karena ada beberapa pergeseran. Untuk ruas tol misalnya kami menghindari makam, perumahan, cari amannya,” papar salah satu sumber yang sempat mengikuti rapat.
Pembahasan yang sangat mendalam, di antaranya dilakukan saat pembahasan simpang susun dari Jaksa Agung Suprapto ke Jl Suparjan Mangun Wijaya.
Mereka tidak hanya membahas konstruksi interchange saja. Melainkan juga dampak yang mengikutinya. Termasuk rekayasa lalu lintas setelah pengoperasian tol tersebut.
Untuk diketahui, di Kediri setidaknya akan ada tiga simpang susun. Yakni, simpang susun Suparjan Mangun Wijaya, simpang susun Semampir, dan simpang susun Bulawen.
Simpang susun Semampir disebut-sebut akan terletak di selatan kantor PMI di Jl Mayor Bismo, Kota Kediri. Dengan adanya ruas tol di dalam kota nanti, pemrakarsa tol akan membuat jembatan baru di Semampir.
“Setelah sungai Brantas nanti akan ada overpass sampai Jl Jaksa Agung Suprapto,” sambung sumber lain yang juga mengikuti rapat pembahasan tol.
Bagaimana dengan Jl Mayor Bismo yang akan terdampak tol? Menurut sumber itu, jalan eksisting nantinya akan ada di sisi kanan dan kiri tol. “Nanti di sana seperti ada fly over,” paparnya.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri Chevy Ning Suyudi yang dikonfirmasi tentang progres pembangunan tol mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pembahasan.
“Belum ada perkembangan yang berarti. Masih kami bahas terus. Intinya, kami ingin agar proyek tol bisa membawa dampak positif bagi warga Kota Kediri,” paparnya tanpa menyebut detailnya.
Seperti diberitakan, warga di sejumlah kelurahan di Mojoroto kini mulai resah. Pasalnya, daerah mereka disebut-sebut akan terdampak tol Kediri-Tulungagung. Tetapi, hingga pertengahan Juni ini belum ada pembebasan lahan yang dilakukan.
“Belum ada kabar pembebasan lahan di sini,” terang Joko, warga Kelurahan Gayam, Mojoroto.