160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Ribath Futuhatunnur Gelar Maulid Nabi, Kesederhanaan Jadi Sumber Keberkahan

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Malam Sabtu (20/9/2025), suasana Dusun Toro, Desa Sidomulyo, Pagerwojo, Tulungagung, terasa berbeda. Hujan turun sejak sebelum magrib, udara sejuk berselimut kabut. Tanpa panggung megah, tanpa baliho besar, dan tanpa pengeras suara yang hingar-bingar, Pesantren Ribath Futuhatunnur tetap khidmat menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sekitar 150 warga sekitar memenuhi halaman pesantren kecil itu. Mereka datang dengan niat tulus, menghadirkan cinta pada Rasulullah. Hadir pula anggota DPRD Tulungagung, Mulyono, Kepala Desa Sidomulyo, Marlikan, serta perangkat desa setempat.

Pengasuh pesantren, KH. Hudzoifah, menegaskan bahwa kesederhanaan adalah pilihan. “Maulidur Rasul digelar sederhana agar mendapatkan keberkahan. Tidak perlu berlebihan, sebab keberkahan datang dari keikhlasan, bukan kemewahan,” ujarnya.

Suasana semakin hangat dengan tausiyah KH. Imam Mawardi Ridlwan, Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur. Ia tidak datang dengan teori panjang, melainkan kisah penuh makna. Salah satunya tentang Abu Lahab, paman Nabi sekaligus penentang dakwah, yang tetap mendapat keringanan azab karena sempat berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dari kisah itu, KH. Imam menegaskan betapa besar nilai syukur dan cinta kepada Rasul. “Jika Abu Lahab saja mendapat manfaat dari rasa gembira atas kelahiran Nabi, maka kita yang merayakan Maulid, bershalawat, dan berkumpul tentu lebih layak mendapatkan syafaat,” tuturnya.

Ia pun mengingatkan, Maulid bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan momentum untuk menanamkan mahabbah setiap hari. “Bulan Rabiul Awal adalah bulan damai, bulan kelahiran manusia paling mulia. Maka wajar jika kita bersuka cita dan memperbanyak shalawat,” tambahnya.

KH. Imam juga mengutip dawuh ulama besar Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani, bahwa memperingati Maulid pasti membawa manfaat, baik di dunia maupun akhirat. Meski ada yang menilai Maulid sebagai bid’ah, para ulama menegaskan sebagai bid’ah hasanah, amalan baik yang selaras dengan syariat.

750 x 100 AD PLACEMENT

Peringatan Maulid di Pesantren Ribath Futuhatunnur akhirnya menjadi bukti bahwa cinta kepada Nabi tidak memerlukan gemerlap. Cinta cukup ditanamkan dalam hati, diwujudkan dalam shalawat, dan dijalani dengan keikhlasan.

Jurnalis IMR/AG
Editor Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !