
Workshop: Dekan Fakultas Hukum Untag Surabaya, Dr. Yovita Arie Mangesti dengan Dr. Slamet Sunarto Kadis Koperasi dan Usaha Mikro Tulungagung menunjukan MoU antara UMKM Tulungagung dengan Fakultas Hukum Untag Surabaya, disaksikan Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin dan Ketua Sahabat UMKM Tulungagung Eko Puguh Prasetijo.SH.,MH.,CPM., CPCLE., CPArb.,CPL
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Workshop bertajuk Membangun UMKM Berbasis Nilai Keindonesiaan digelar di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Sabtu (13/9/2025). Forum ini menyoroti kembali posisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Dekan Fakultas Hukum Untag Surabaya, Dr. Yovita Arie Mangesti, dalam sambutannya mengingatkan bahwa kebangkitan UMKM bukan sekadar jargon.
Ia menekankan pentingnya perlindungan hukum, terutama hak kekayaan intelektual, agar UMKM tidak sekadar jadi objek program pemerintah.
Yovita juga menyinggung narasi “UMKM naik kelas” yang kerap digaungkan.
Menurutnya, harapan agar UMKM menembus pasar nasional hingga global belum sepenuhnya nyata, karena mayoritas pelaku usaha masih terkendala modal, distribusi, dan akses ke rantai pasok industri besar.
Langkah konkret forum ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Fakultas Hukum Untag Surabaya dan Sahabat UMKM Tulungagung, Dinas Koperasi dan UKM Tulungagung
Ketua Sahabat UMKM, Eko Puguh Prasetijo, menegaskan pentingnya pendekatan musyawarah dalam penyelesaian persoalan usaha kecil.
Sementara itu, Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, menyatakan Pemkab mendukung UMKM melalui fasilitasi ruang berkarya dan forum diskusi. Namun, ketika disinggung soal kendala klasik permodalan, jawabannya lebih menekankan stabilitas daerah sebagai faktor utama.
Pernyataan tersebut memunculkan pertanyaan apakah strategi pemerintah daerah cukup konkret untuk menjawab masalah struktural UMKM. Dukungan yang disampaikan masih terdengar retoris, tanpa solusi detail terkait akses permodalan dan pemasaran.
Workshop ini akhirnya memperlihatkan pola yang berulang: akademisi membawa gagasan normatif, komunitas menawarkan komitmen moral, dan pemerintah memberi dukungan sebatas janji.
Ujian sesungguhnya adalah sejauh mana kolaborasi itu bisa mengubah realitas UMKM Tulungagung di lapangan.
Jurnalis Pandhu
Editor Tanu Metir