
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Sinergi satu kata menggambarkan hubungan lintas sektoral. Di bawah duet kepemimpinan Bupati Gatut Sunu Wibowo dan Wakil Bupati Ahmad Baharudin, Pemerintah Kabupaten Tulungagung terus membuka ruang sinergi dan kolaborasi lintas unsur Forkopimda dalam berbagai momentum kebangsaan. Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Minggu (5/10/2025), menjadi salah satu buktinya.
Upacara berlangsung khidmat di halaman Kantor Bupati Tulungagung, dipimpin Kepala Staf Kodim 0807 Tulungagung, Mayor Arh Untung Wiyono, selaku inspektur upacara. Pagi yang teduh seakan menjadi saksi bahwa semangat patriotisme masih berdenyut kuat di dada para prajurit dan masyarakat Tulungagung.
Makna di Balik Amanat Panglima: TNI PRIMA, TNI Rakyat, Indonesia Maju
Amanat Panglima TNI yang dibacakan dalam upacara menegaskan makna besar tema tahun ini: “TNI PRIMA – TNI RAKYAT – INDONESIA MAJU.” Tema tersebut bukan sekadar slogan seremonial, melainkan ajakan untuk meneguhkan kembali jati diri TNI sebagai kekuatan rakyat yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“TNI lahir dari rakyat, bersama rakyat, dan berjuang demi rakyat. Kedekatan dan sinergitas dengan seluruh komponen bangsa adalah kunci mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, adil, dan makmur,” demikian bunyi amanat Panglima.
Disiplin Digital: Ujian Profesionalisme Prajurit
Dalam refleksinya, Panglima TNI juga menyinggung tantangan baru di era digital. Prajurit diminta bijak menggunakan media sosial dan menjaga kehormatan institusi dari godaan arus opini publik.
“Jangan latah berkomentar di media sosial. Gunakan dengan bijak dan jangan sebarkan informasi yang tidak benar,” tegasnya.
Peringatan itu menjadi pesan moral penting di tengah era keterbukaan informasi, di mana perang opini bisa lebih berbahaya dari perang senjata. Soliditas TNI kini diuji bukan hanya di medan tempur, tetapi juga di ruang maya — tempat disinformasi dapat menggerus kepercayaan publik.
Apresiasi dan Ajakan untuk Terus Berbenah
Panglima TNI juga memberikan apresiasi kepada seluruh prajurit dan PNS TNI atas dedikasi mereka menjaga kedaulatan NKRI. Namun, ia mengingatkan agar semangat juang tidak berakhir pada rasa puas diri.
“Masih banyak hal yang harus kita benahi bersama agar TNI tetap menjadi garda terdepan dan benteng terakhir NKRI,” pesannya.
Pernyataan tersebut menjadi refleksi penting: bahwa kehormatan TNI bukan hanya diukur dari kekuatan militernya, tetapi juga dari kemampuan beradaptasi dengan tuntutan transparansi, modernisasi, dan etika publik.
Sinergitas, Simbol Kebersamaan: Dari Upacara ke Kepedulian Sosial
Upacara dihadiri Bupati Gatut Sunu Wibowo, Wakil Bupati Ahmad Baharudin, serta jajaran Forkopimda, TNI-Polri, pelajar, dan ormas. Momentum kebangsaan ini dirangkai dengan penyerahan paket sembako kepada para veteran dan Babinsa — simbol kepedulian sosial antara generasi perjuangan dan penerus bangsa.
Kehadiran seluruh unsur pemerintahan dan masyarakat dalam satu barisan memperlihatkan wajah harmonis Tulungagung: daerah yang tumbuh dalam semangat gotong royong dan kemanunggalan rakyat dengan TNI.
80 Tahun TNI: Cermin untuk Terus Berbenah
Delapan puluh tahun perjalanan TNI adalah potret perjalanan bangsa — dari perjuangan bersenjata hingga pertahanan berbasis teknologi dan diplomasi. Ancaman kini tidak selalu datang dari luar, tetapi bisa muncul dari dalam: saat kedekatan TNI dan rakyat tergeser oleh ego sektoral atau disrupsi digital.
Peringatan HUT TNI di Tulungagung tahun ini menegaskan satu hal penting: bahwa tugas TNI hari ini bukan hanya menjaga batas negara, tetapi juga menjaga batas integritas dan kepercayaan publik.
“TNI lahir dari rakyat, dan kekuatannya akan pudar bila menjauh dari rakyat.”
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir