
Foto : Anggota Komisi XI DPR RI, Dr. Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si., bersama Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo SE., ME.
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Koperasi tak lagi hanya soal simpan-pinjam. Di tangan pemerintah dan masyarakat Desa Boyolangu, koperasi menjelma menjadi mesin penggerak ekonomi desa. Sebuah langkah strategis dan penuh semangat kolaboratif ditunjukkan dalam kunjungan kerja Anggota Komisi XI DPR RI, Dr. Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si., ke Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Boyolangu, Selasa (5/8/2025).
Bertempat di Pendopo Soerodiwirjo, kunjungan itu menjadi bukti nyata bahwa program strategis nasional bukan hanya ditandatangani, tapi juga benar-benar dikawal di lapangan. Ini merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.
Turut mendampingi, Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., serta Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Tulungagung Dr. Slamet Sunarto, M.Si. Sejumlah pejabat dari OPD terkait pun tampak hadir, mempertegas dukungan penuh terhadap program ini.
Dari Desa, untuk Bangsa
KDMP Boyolangu bukan koperasi biasa. Di belakang area utamanya, telah dikembangkan sektor hortikultura dan budidaya ikan hias—tanda bahwa pemberdayaan ekonomi tak sebatas wacana.
Menurut Dr. Slamet Sunarto, KDMP adalah jawaban konkret atas tantangan desa: minimnya permodalan, sulitnya akses pasar, hingga bayang-bayang praktik tengkulak.
“Dari 84.276 desa di Indonesia, hanya 10,36% yang punya produk unggulan. Dan dari jumlah itu, hanya 27,65% yang punya potensi ekspor. Sisanya belum tergarap. Koperasi Merah Putih ini hadir untuk mengubah peta itu,” tegasnya.
Per 6 Juni 2025, KDMP Boyolangu telah berdiri secara legal-formal dan siap menjadi kendaraan utama pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
Komitmen Daerah, Dukungan Pusat
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu, menegaskan kesiapan daerah dalam menyukseskan agenda besar ini.
“Kami akan berkolaborasi penuh, sesuai arahan DPR RI dan Presiden Prabowo Subianto. Ini bukan soal proyek semata, tapi cita-cita besar membangun ekonomi dari desa,” ungkapnya.
Rantai Dipangkas, Rakyat Didorong
Dr. Ahmad Rizki Sadig menggarisbawahi bahwa program ini adalah terobosan untuk memotong rantai birokrasi dan perantara, sekaligus memberi tempat terhormat bagi rakyat desa dalam arus ekonomi nasional.
Komisi XI DPR RI bersama HIMBARA telah menyiapkan skema pembiayaan dengan modal kerja hingga Rp3 miliar, jangka waktu enam tahun, bunga 6%, dan jaminan dari dana desa.
Namun, Rizki mengingatkan, keberhasilan tak bisa diraih tanpa kesiapan dari dalam. Penyusunan rencana kerja, pelatihan SDM, dan fokus bisnis harus menjadi prioritas.
“Apa ikon utama koperasi ini? Itu yang harus dijawab dengan jelas. Fokus adalah kunci agar akses pembiayaan tidak sekadar angan-angan,” tegas Rizki.
Kolaborasi: Pembeda yang Menentukan
Di hadapan media, Rizki menyebut KDMP Boyolangu sebagai salah satu yang paling siap, terutama dalam semangat kolaboratif antara pengurus, kepala desa, dan masyarakat.
“Mereka bukan hanya paham kebijakan, tapi tahu cara menghidupkan bisnis. Ini membedakan KDMP Boyolangu dari yang lain,” tuturnya.
Ia pun mendorong koperasi menjalin MoU dengan lembaga strategis seperti BULOG dan Pertamina, sebagai alternatif penguatan modal dan pasar.
“Kreativitas dan jaringan adalah fondasi. Tanpa itu, koperasi hanya jadi papan nama. Tapi dengan itu, koperasi bisa jadi kekuatan baru ekonomi bangsa,” tutupnya.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir