![Pendidikan Politik Kader Golkar Menjelang Pilkada 2024](https://harian-news.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG-20240707-WA0091-scaled.jpeg)
TULUNGAGUNG, HARIAN- NEWS.com – Bupati Blitar, Hj Rini Syarifah, menghadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024 dengan tema “Penyelesaian Krisis Iklim Dengan Inovasi Dan Prinsip Keadilan”.
Acara ini berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kanigoro, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/7/2024).
Tema tersebut dipilih sebagai pengingat dan ajakan penyelesaian krisis iklim harus melibatkan inovasi dan konsistensi dari seluruh pemangku kepentingan, tanpa melupakan prinsip keadilan dan inklusivitas.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah program “Balitar On” (Bayi Lahir Keluarga Tanam dan Rawat Pohon). Program ini bertujuan untuk mengatasi krisis iklim dan meningkatkan kelestarian lingkungan dengan mengaitkan kelahiran setiap bayi dengan penanaman dan perawatan pohon oleh keluarga.
Bupati Hj. Rini Syarifah yang akrab disapa Mak Rini itu, menyatakan, Pemkab Blitar terus berupaya melestarikan lingkungan melalui upaya pemulihan lahan, dan program Balitar On merupakan komitmen nyata dalam hal ini.
“Program Balitar On perlu melibatkan sejumlah pihak, seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, rumah sakit yang menangani persalinan, desa/kelurahan, dan masyarakat Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim),” kata Mak Rini.
Bupati juga mengungkapkan,” Inovasi Balitar On juga bertujuan untuk meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem di Kabupaten Blitar.”
Dia juga menjelaskan, pemulihan lingkungan diharapkan dapat meningkatkan penyimpanan karbon serta memperlambat proses dan dampak perubahan iklim.
“Upaya pemulihan lahan sendiri sangat erat kaitannya dengan aksi penyelesaian krisis iklim yang berbasis pada inovasi dan prinsip keadilan,” katanya.
Namun, agar upaya mitigasi perubahan iklim dapat membuahkan hasil signifikan, diperlukan beberapa upaya tambahan. Salah satunya, dengan menggunakan pesawat nirawak untuk reforestasi. Selain itu, penggunaan teknik pengelolaan air yang efisien dan varietas tanaman yang tahan kekeringan juga dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus mengurangi emisi karbon dan memperbaiki siklus air.
Prinsip keadilan juga diperlukan karena manfaat dari pemulihan lahan harus dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, terutama yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Adapun pendekatan terkait keadilan mencakup keterlibatan komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan, memastikan akses yang adil terhadap sumber daya alam (SDA), serta mengakui dan menghargai pengetahuan tradisional dalam praktik pemulihan lahan.
Dengan demikian, upaya pemulihan lahan tidak hanya berkontribusi pada solusi iklim yang inovatif, tetapi juga mempromosikan keadilan sosial dan lingkungan. Pada kegiatan tersebut, Mak Rini tak lupa mengajak semua pemangku kepentingan agar mau bersama-sama menemukan dan memperjuangkan solusi untuk krisis iklim melalui berbagai inovasi.
“Hal tersebut diperlukan karena iklim pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah krisis iklim. Jadi, perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat, “ kata Mak Rini.
Selain itu, Mak Rini juga memberikan ucapan selamat kepada sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata.
Ia juga mengapresiasi sejumlah lembaga, elemen masyarakat, kelompok komunitas pegiat lingkungan, dunia usaha, generasi muda, dan akademisi yang telah berpartisipasi aktif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. “Saya berharap, ke depan akan semakin banyak lagi pihak-pihak lain yang tergerak ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan,” ucap Mak Rini.
Sebagai informasi, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kabupaten Blitar juga diperingati dengan kegiatan Bersih Sungai di Wlingi, penanaman pohon di Desa Kemirigede, pelatihan pengelolaan sampah, kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, dan lomba kreativitas aksesori dari bahan daur ulang sampah.