160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Ketika Hotel Sepi, Siapa Peduli? PHRI Tulungagung Serukan Kepedulian Pemerintah dan Masyarakat

Foto :Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Tulungagung, Rifqi Firmansyah, S.H.

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Pernahkah kita membayangkan, bagaimana nasib para pekerja hotel ketika kamar-kamar tetap kosong, hari berganti hari? Inilah realita getir yang tengah dihadapi para pelaku usaha perhotelan di Kabupaten Tulungagung. Tingkat hunian hotel kini tak lebih dari 10 persen.

Fakta itu bukan sekadar angka, melainkan alarm keras atas kondisi usaha yang nyaris tak bernyawa.

Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Tulungagung, Rifqi Firmansyah, S.H., dengan nada prihatin menyampaikan langsung situasi tersebut dalam sebuah pertemuan penting di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Rabu (30/7/2025). Menurutnya, sektor perhotelan saat ini tengah berada di titik nadir, tercekik oleh rendahnya okupansi dan minimnya aktivitas penunjang.

750 x 100 AD PLACEMENT

“Ini bukan sekadar bisnis merugi, tapi menyangkut kelangsungan kerja banyak orang. Okupansi hotel rata-rata di bawah 10 persen per bulan. Ini sungguh memprihatinkan,” ucap Rifqi.

Sebagian besar pendapatan hotel di Tulungagung, lanjutnya, justru berasal dari kegiatan rapat, seminar, dan acara seremonial. Ketika kegiatan itu berhenti, maka denyut ekonomi pun melambat drastis. Bahkan, sejumlah hotel mulai mempertimbangkan untuk dijual atau disewakan karena tak lagi sanggup menanggung beban operasional.

“Ada yang mulai minus, ada pula yang sudah berniat melepas properti. Tapi masih ada yang berjuang keras untuk bertahan,” imbuhnya.

Lantas, siapa yang bisa membantu? Dalam hal ini, Rifqi tak ingin menyalahkan. Ia justru mengajak semua pihak, terutama pemerintah daerah, untuk turun tangan secara nyata. Ia mengusulkan adanya kelonggaran kebijakan dan dukungan terhadap aktivitas ekonomi yang melibatkan sektor pariwisata.

750 x 100 AD PLACEMENT

“Kami akan segera berkoordinasi dengan pemda. Harapannya, ada terobosan agar kegiatan di hotel bisa kembali berjalan seperti sediakala,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menyentil kenyataan bahwa Tulungagung belum memiliki ikon daerah yang kuat sebagai magnet wisata dan investasi. Padahal, menurutnya, daerah ini punya potensi besar, asal ditata dan dipoles dengan keseriusan.

“Saat ini Tulungagung belum jadi tujuan utama. Baik dari segi pendidikan, budaya, maupun pariwisata. Kita butuh ikon, kita butuh cerita yang bisa dijual,” tegasnya.

Rifqi menutup dengan seruan bijak: ketika ekonomi bergerak, rakyat pun ikut sejahtera. Sebaliknya, jika aktivitas terus stagnan, maka bukan hanya hotel yang mati suri—pajak mandek, program pembangunan pun ikut terhambat.

750 x 100 AD PLACEMENT

“Menghidupkan kembali event-event seremonial bukan sekadar menyelamatkan hotel. Ini menyangkut roda ekonomi yang lebih besar. Karena uang yang berputar, adalah oksigen bagi daerah,” pungkasnya penuh harap.

Reporter: Pandhu
Editor: Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !