160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Keracunan Lagi, Keracunan Lagi

Oleh: *Imam Mawardi Ridlwan

Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam

Harian- NEWS.com – Ahad, 21 September 2025. Seusai musyawarah di Persyadha, saya melanjutkan perjalanan ke Sidoarjo Jawa Timur. Bershilaturrahim ke calon lokasi SPPG di Sidoarjo ditemani Mas Andre.

Di sana, Ibu Wathie, PIC Yayasan untuk SPPG Sidoarjo, menyambut dengan satu pertanyaan yang menggugah,
“Mengapa banyak kasus keracunan?”
Saya hanya bisa mengangguk. “Betul sekali, Bu. Setiap buka media online, beritanya keracunan lagi. Keracunan lagi.”
Dan yang paling menyayat: keracunan MBG. Lagi.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dapur yang Seharusnya Menyehatkan, Mengapa Menyakiti?

Masyarakat bertanya, “Lhaaa khok bisa?”
Pertanyaan sederhana, tapi jawabannya berliku. Rantai makanan di dapur SPPG tidak sesederhana yang dibayangkan. Saya pun bertanya balik, “Apa yang sebenarnya dikonsumsi anak-anak kita?”

Daging atau ikan itu tidak salah. Ia adalah sumber gizi yang Allah ciptakan. Tapi ia juga sangat sensitif. Kandungan air dan protein tinggi membuatnya disukai mikroba.

Yang salah bukan dagingnya, tapi cara kita memperlakukannya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Apakah relawan sudah teliti saat menerima? Apakah penyimpanan sesuai standar? Apakah suplayer jujur dan amanah?

Daging atau ikan yang baik bisa berubah jadi racun jika:
– Disimpan sembarangan
– Dicampur dengan bahan lain
– Dimasak dengan alat tak steril
– Disajikan dengan air tercemar

Tanpa ilmu, tangan-tangan relawan bisa jadi pintu masuk bakteri. Makanan sehat berubah jadi ancaman.

Dapur MBG Harus Jadi Tempat yang Dirindukan

750 x 100 AD PLACEMENT

Dapur MBG seharusnya menjadi tempat yang aman. Tempat lahirnya makanan sehat, aman, dan terpercaya. Bukan sumber kecemasan. Bukan ancaman baru.

Langkah-langkahnya harus jelas:
– Pisahkan bahan baku sejak awal, daging, sayur, buah tidak boleh bercampur
– Juru masak harus seperti dokter: mengenali gejala bahan pangan
– Jangan buru-buru mengemas makanan, biarkan uap panas hilang
– Pastikan relawan amanah, tulus, dan berkhidmad

Dan yang tak kalah penting: berdo’a.
Sebelum mulai, saat proses, saat pemorsian, dan saat distribusi. Kasatpel SPPG, ahli gizi, akuntan, dan mitra harus turut berdo’a. Ini bukan sekadar dapur. Ini ladang amal.

Tolak Bahan Baku Buruk, Lawan Modus Suplayer

Kasatpel SPPG harus memberi kekuasaan kepada relawan untuk berani menolak bahan baku yang buruk.
– Tolak yang tidak layak
– Terima yang segar dan aman
– Wajib teliti, karena banyak suplayer kirim bahan dengan modus, mereka nakal.

BGN harus turun tangan. Lakukan sertifikasi penjamah makanan untuk seluruh relawan SPPG. Libatkan Dinkes dan BPOM. Pastikan keahlian mereka. Jangan biarkan dapur MBG jadi tempat eksperimen.

Kasatpel SPPG: Jangan Hanya Duduk Manis

Standar dapur BGN sudah ketat. Tapi harus diperketat lagi.
Kasatpel SPPG jangan hanya duduk manis di depan laptop. Turun ke dapur. Lihat proses. Berikan arahan. Tunjukkan keteladanan.

Jika tidak, maka keracunan akan terus bermunculan.
Hari ini, besok, lusa, IGD rumah sakit bisa dipenuhi anak-anak berseragam sekolah.
Suasana panik. Orang tua menangis. Kepala sekolah ketakutan. Guru-guru merasa bersalah.
Semua karena satu hal: keracunan makanan MBG.

Harapan Kita: Dapur yang Menyehatkan, Bukan Menyakiti
Mari kita jaga dapur MBG.
Jangan biarkan ia berubah wujud dari ladang amal menjadi ladang malapetaka.
Jadikan ia tempat yang dirindukan. Tempat di mana anak-anak menerima makanan dengan senyum, bukan dengan tangis.

*Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam   

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !