
Kades Sobontoro Sodiq Affandi S.Sos.; Konveksi unggulan.
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Pemerintah Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, resmi membentuk Koperasi Merah Putih dengan status badan hukum. Meski secara administratif sudah sah berdiri, koperasi tersebut belum mulai beroperasi. Pemerintah desa menegaskan tidak ingin terburu-buru, karena koperasi harus benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar seremoni.
Kepala Desa Sobontoro, Sodiq Afandi, S.Sos, menegaskan koperasi tidak boleh lahir tanpa arah. “Pembentukan sudah, badan hukum sudah. Tetapi pelaksanaannya masih kami kaji. Kami tidak mau seremonial, ketika dilaksanakan tidak ada endingnya,” ujarnya usai menghadiri Pawai Budaya di desanya, Minggu (31/8/2024).
Fokus pada Konveksi, Belajar dari yang Berhasil
Salah satu potensi unggulan Sobontoro adalah sektor konveksi. Beberapa warga sudah menekuni usaha ini dengan hasil menjanjikan. Pemerintah desa berencana menjadikan pengalaman sukses warga sebagai model pembelajaran bersama.
“Kami akan belajar dari warga yang sudah berhasil di bidang konveksi. Bagaimana cara memasarkan, mengelola, hingga mengembangkan usaha. Harapannya bisa ditularkan kepada warga lain yang ingin berwirausaha. Pemerintah desa siap membackup mereka,” kata Sodiq.
Menurutnya, banyak pelaku usaha kecil sebenarnya memiliki keterampilan menjahit, namun terkendala modal. Di sinilah koperasi hadir sebagai solusi—skill ada, modal tidak ada; dan koperasi harus menjembatani itu.
Permodalan dan Digitalisasi Jadi Kunci
Untuk menopang kebutuhan modal, pemerintah desa sedang menjajaki kerjasama dengan Bank Himbara. Skema ini diharapkan bisa membantu anggota koperasi skala kecil maupun menengah agar lebih mudah mengakses pembiayaan.
Selain permodalan, digitalisasi pemasaran juga digerakkan agar produk konveksi Sobontoro bisa menembus pasar lebih luas, tidak hanya lokal. “Produk warga perlu didorong ke digital. Supaya tidak hanya dipasarkan lokal, tapi bisa menjangkau lebih jauh,” tegasnya.
UMKM dan Pertanian Tak Ketinggalan
Tak hanya konveksi, koperasi juga disiapkan untuk menopang sektor UMKM dan pertanian. Namun, semua langkah dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan persaingan tidak sehat.
“Kami memilah dan memilih usaha yang tepat agar koperasi tidak memberikan dampak negatif. Jangan sampai justru bersaing dengan pedagang yang sudah ada. Prinsipnya, koperasi harus saling menguatkan,” tandas Sodiq.
Pengalaman Baru untuk Sobontoro
Meski koperasi baru berdiri secara legal, pemerintah desa tidak ingin gegabah. Sodiq menyebut, pengalaman membangun koperasi menjadi hal baru yang harus dijalani penuh kehati-hatian.
“Kalau koperasi kita belum jalan, sudah berdiri tapi belum jalan. Kami masih menunggu proses yang tepat. Tidak langsung melangkah kalau belum jelas ke depan,” tegasnya.
Menurutnya, proses ini menjadi pembelajaran penting. “Ini pengalaman baru bagi Sobontoro. Karena itu kami banyak belajar, supaya koperasi benar-benar memberi manfaat besar bagi masyarakat,” pungkasnya.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Redaksi