
Miswan, Kepala Desa Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Keterbatasan geografis tak menyurutkan langkah Desa Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, untuk terus tumbuh menjadi desa berdaya saing. Alih-alih terjebak dalam stigma sebagai desa pinggiran, Gedangsewu justru menjelma sebagai desa adaptif dengan denyut ekonomi yang semakin beragam.
“Desa pinggiran kota, kota rasa desa. Warga kami sudah terbiasa menyesuaikan diri. Kegiatan rutin tahunan maupun bulanan berjalan lancar,” ujar Kepala Desa Gedangsewu, Miswan, Minggu (14/9/2025).
Ekonomi yang Beragam
Potensi ekonomi Gedangsewu tidak bergantung pada satu sektor saja. Kerajinan pandai besi, usaha konveksi, olahan karet, hingga kuliner tradisional menjadi penopang utama penghasilan warga. Sektor pertanian pun masih bertahan, bahkan tahun ini memberikan hasil yang menggembirakan.
“Tahun lalu petani terpuruk karena hama wereng dan harga gabah jatuh. Tahun ini berbeda, panen melimpah, harga naik, hasil membanggakan,” jelas Miswan.
Fokus pada SDM dan Pendidikan
Minimnya sumber daya alam mendorong pemerintah desa untuk beralih fokus pada pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan dianggap sebagai kunci utama untuk menghadapi keterbatasan.
“Kami bersinergi dengan tokoh masyarakat, ulama, dan guru. Prinsipnya, generasi muda harus melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya,” tegasnya.
Membidik Wisata Sungai Ngrowo
Gedangsewu kini juga membidik sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi baru. Sungai Ngrowo diproyeksikan menjadi destinasi wisata air dengan wahana perahu dan permainan anak.
Namun, Miswan mengakui realisasinya tidak mudah. “Masih ada persoalan perizinan. Tapi rencana itu tetap menjadi prioritas,” ujarnya.
Pemuda sebagai Motor Inovasi
Peran pemuda pun tak diabaikan. Pelatihan keterampilan kerajinan dan kuliner rutin digelar dengan harapan lahir wirausaha lokal baru.
“Semua elemen bergerak. Ada yang di pertanian, industri, buruh, hingga pekerja luar desa. Itu kekuatan kami,” tambah Miswan.
Desa yang Menolak Terkungkung
Gedangsewu menunjukkan bahwa keterbatasan geografis bukanlah alasan untuk berhenti. Justru menjadi pemicu lahirnya inovasi. Desa kecil ini memilih jalan adaptasi menuju kemandirian, sekaligus menegaskan bahwa desa pinggiran pun mampu menjadi pusat inovasi.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir