DPC Partai Demokrat Tulungagung Gelar Rakercab untuk Konsolidasi dan Penataan Struktur Organisasi

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — DPC Partai Demokrat Kabupaten Tulungagung 2025 menggelar Rapat Kerja Cabang ( Rakercab) di Hotel Lojikka, Minggu (21/12/2025), untuk konsolidasi dan penataan struktur organisasi, terselip satu pesan utama: Demokrat ingin bangkit. Namun, jalan menuju kebangkitan itu masih panjang dan penuh ujian.

Forum yang dihadiri jajaran pengurus DPC, DPAC, serta pengurus DPD Partai Demokrat Jawa Timur tersebut diklaim sebagai momentum konsolidasi besar-besaran.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Mugianto, menegasan bahwa rapat kerja bukan sekadar agenda rutin tahunan atau ajang seremonial pidato pengurus.
“Tidak ada kemenangan tanpa konsolidasi. Tidak ada partai besar tanpa struktur yang hidup,” tegas Mugianto

Ketua DPC Partai Demokrat Tulungagung, Sofyan Heriyanto. Ia secara terbuka mengakui masih adanya “lubang” elektoral di sejumlah daerah pemilihan. Bahkan, beberapa dapil tercatat belum memiliki satu pun kursi legislatif.

Kondisi itulah yang mendorong DPC Demokrat Tulungagung mengintensifkan konsolidasi hingga ke wilayah pinggiran seperti Tanggunggunung, Pucanglaban, dan Pagerwojo.
“Kami fokus memperkuat struktur organisasi, khususnya di dapil yang belum memiliki kursi,” ujar Sofyan.

Pengakuan tersebut sekaligus menegaskan bahwa Demokrat belum sepenuhnya hadir secara elektoral di seluruh wilayah Tulungagung. Konsolidasi yang kini digencarkan justru menjadi penanda adanya pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan pasca pemilu sebelumnya.

Sofyan berupaya menutup kekurangan itu dengan membangun narasi kebanggaan kader dan militansi partai.

Ia berulang kali menekankan identitas Demokrat sebagai partai “yang lain daripada yang lain”. Namun, retorika kebanggaan tersebut belum sepenuhnya menjawab pertanyaan mendasar: mengapa struktur yang diklaim kuat belum berbanding lurus dengan perolehan kursi legislatif?

Sementara itu, Mugianto menyampaikan pesan yang lebih lugas dan keras. Ia menegaskan bahwa perbedaan pendapat merupakan hal wajar dalam organisasi. Namun, setelah keputusan diambil, seluruh kader wajib satu suara dan satu komando.
“Tidak boleh ada pengurus yang berjalan sendiri-sendiri atau hanya menunggu instruksi tanpa inisiatif,” tegasnya, dalam nada yang terdengar sebagai kritik internal.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Mugianto, menegasan bahwa rapat kerja bukan sekadar agenda rutin tahunan atau ajang seremonial pidato pengurus.
“Tidak ada kemenangan tanpa konsolidasi. Tidak ada partai besar tanpa struktur yang hidup,” tegas Mugianto.

Dalam forum tersebut, Demokrat juga mulai membuka ambisi politik yang selama ini cenderung disimpan rapat-rapat: mengusung kader sendiri sebagai calon bupati atau wakil bupati Tulungagung.

Ambisi ini disambut sorak peserta RAKERCAB, namun sekaligus memunculkan pertanyaan lanjutan soal kesiapan elektoral partai.

Mugianto menyebut Demokrat memiliki pengalaman memenangkan pilpres, pilgub, hingga pilkada di berbagai daerah. Meski demikian, pengalaman di level nasional dan provinsi tidak otomatis menjamin kemenangan di tingkat kabupaten, terlebih di daerah dengan peta politik dinamis seperti Tulungagung.

Di tengah semangat konsolidasi dan janji kebangkitan itu, RAKERCAB Demokrat Tulungagung meninggalkan satu pekerjaan besar: menerjemahkan jargon soliditas dan militansi menjadi suara nyata di bilik pemungutan suara.

Tanpa capaian konkret, rapat kerja berisiko hanya menjadi pengulangan janji politik—lantang di ruang hotel, namun redup di tengah masyarakat.
Rakercab telah usai. Pertaruhan sesungguhnya baru saja dimulai.

Jurnalis: Pandhu
Editor: Arief Gringsing