TRENGGALEK, HARIAN-NEWS.com – Proses pembangunan Bendungan Bagong, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur terus berjalan walaupun masih ada kendala pembebasan lahan.
Hingga hari ini, masih ada ratusan hektar tanah warga Desa Sumurup, yang masih belum dilepaskan.
Yang lainnya harga ganti rugi juga masih terjadi tarik ulur.
Sementara itu, kondisi warga Sumurup terdampak program strategis Nasional (PSN) Pembangunan Bendungan bagong Trenggalek makin mengenaskan.
Selain waktu yang tidak ada kepastian, juga warga terlanjur membayar uang muka untuk mendapatkan lahan pengganti, yang uangnya berasal dari hutang bank dan hutan pada rentenir, yang berikutnya adanya ancaman tanah longsor di kawasan Desa Sumurup.
Saat dikonfirmasi nomor watshapp Bupati Trenggalek Arifin, menjelaskan dirinya sudah bertemu Bupati Pacitan untuk memproses segera tukar menukar lahan dengan Kawasan hutan.
“ Kami sudah bertemu dengan Bupati Pacitan agar proses TMKH segera terealisasi,” kata Bupati Arifin.
Sementara itu, tokoh warga terdampak PSN Bendungan Bagong saat dikonfirmasi juga menjelaskan saat ini sedang melakukan proses negoisasi untuk tukar menukar Kawasan hutan.
“Saat ini kami masih focus ke proses TMKH (relokasi) yang sampai sekarang belum ada kejelasan,” katanya.
Warga Desa Sumurup terdampak PSN Bendungan Sumurup yang dapat dikonfirmasi mengungkapkan kecemasannya menghadapi hari-hari penantian pembebasan lahan.
” Mas tolong sampaikan pada Pak Bupati, kami sangat susah saat ini, karena kondisi kawasan sekitar desa kami (sumurup) rawan longsor, kami juga sudah mengeluarkan uang muka untuk ganti lahan, dan yang sangat penting uang ganti rugi bisa segera terealisasi denga harga yang baik,” harap warganya tersebut.