


TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Upacara adat Bersih Negeri di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Selasa (18/11/2025), berubah menjadi panggung refleksi mendalam ketika Bupati H. Gatut Sunu Wibowo menyerukan pentingnya persatuan di usia 820 tahun Tulungagung. Seruannya menggema tegas, disambut hening para hadirin. “Tulungagung harus bersatu,” ujarnya.
Di hadapan tamu undangan, Bupati mengajak masyarakat menengok kembali semangat para leluhur, terutama Prajurit Lawadan yang tercatat dalam Prasasti Lawadan tahun 1205. Menurutnya, kekuatan Tulungagung sejak dahulu terletak pada jiwa nyawiji yang diwariskan para pendahulu.
“Jer basuki mawa beya,” ucapnya lantang. Pesan itu menyiratkan bahwa setiap kemajuan menuntut pengorbanan, baik tenaga maupun kebersamaan.
Mengusung tema “Tulungagung Bersatu, Satukan Langkah untuk Tulungagung Maju”, Bupati Gatut Sunu menekankan masyarakat untuk menanggalkan sujana—prasangka buruk—serta wada-winadan atau permusuhan yang dapat merusak kerukunan. “Sumangga tansah nyawiji. Wis wayahe Tulungagung ora mung maju, tapi kompak,” pesannya.
Meski baru setahun memimpin, Bupati memaparkan sejumlah capaian yang berhasil diraih Tulungagung, di antaranya:
• Sertifikat Bebas Frambusia dari Kemenkes RI
• Predikat Kabupaten Layak Anak
• Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK
• Top Pembina BUMD dan penghargaan BPR Tulungagung sebagai BUMD Bintang 5
• Baznas Jatim Award
• Penghargaan Geopark Jawa Timur
Namun, ia menegaskan bahwa deretan prestasi itu bukan garis akhir. Justru, tantangan lebih besar menanti di depan mata.
Untuk itu, Bupati menyampaikan empat arah pembangunan yang menjadi kompas pemerintahannya:
1. Menjadikan Tulungagung pusat pertumbuhan kawasan selatan.
2. Mendorong pelayanan publik yang lebih inovatif.
3. Menjaga kerukunan di tengah perbedaan pandangan.
4. Memperkuat moralitas dan keimanan sebagai pondasi masyarakat.
“Ora ono kemajuan nek pemerintah lan rakyat melu dalan dhewe-dhewe,” tegasnya.
Menutup pidato, Bupati Gatut Sunu kembali mengajak seluruh warga mempererat persatuan di tengah era yang serba cepat. “Dirgahayu Tulungagung ke-820. Ati lathi pakarti nyawiji. Ayo tumindak becik, supaya Tulungagung tansah slamet lan mulya,” tuturnya.
Peringatan berakhir dengan suasana haru dan optimisme. Pesan persatuan itu menjadi gema kuat bahwa Tulungagung siap melangkah—bukan besok, tetapi hari ini.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Arief Gringsing
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !