
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Tulungagung memasuki tahap latihan resmi. Kegiatan yang digelar di halaman Kantor Pemkab Tulungagung sejak Jumat (1/8/2025) ini direncanakan berlangsung hingga H-1 upacara 17 Agustus mendatang.
Para peserta terpilih—siswa-siswi terbaik SMA/sederajat se-Kabupaten Tulungagung—telah melalui seleksi ketat dan pra-latihan pada Juni-Juli lalu. Tim jurnalis Harian-News berkesempatan mewawancarai dua pelatih utama, Aiptu Rony Suprayitno (Polres Tulungagung) dan Pelda Wahyu Eko (Kodim 0807 Tulungagung), untuk mengulas kesiapan tim.
Fokus pada Dasar PBB dan Penyatuan Karakter
Aiptu Rony menekankan, empat hari pertama latihan difokuskan pada penguasaan Peraturan Baris-Berbaris (PBB) dasar, seperti gerakan di tempat, jalan di tempat, dan langkah tegap. “Kami menyamakan dasar gerakan, mulai dari posisi tangan, kaki, hingga ritme jalan. Peserta berasal dari sekolah dengan latihan PBB yang beragam,” ujarnya.
Kedisiplinan menjadi prioritas. Hingga hari kedua, seluruh peserta hadir penuh tanpa absen. Jika ada yang sakit, mereka diperbolehkan istirahat sejenak tetapi tetap wajib mengamati latihan. “Kami juga melatih mental mereka untuk tetap tenang menghadapi kesalahan saat upacara,” tambah Rony.
Mengacu pada PERPANG No. 58 Tahun 2018
Pelda Wahyu Eko menjelaskan, pelatihan mengacu pada Peraturan Panglima TNI (PERPANG) Nomor 58 Tahun 2018 yang belum direvisi. “Ini penting untuk menciptakan kesatuan gerak, ritme, dan visi tim di lapangan,” tegasnya.
Pendekatan kolektif diterapkan untuk membangun kekompakan dan jiwa korsa. “Tugas Paskibraka adalah tanggung jawab tim, bukan individu,” imbuhnya.
Foto: dua pelatih utama, Aiptu Rony Suprayitno anggota Polres Tulungagung dan Pelda Wahyu Eko anggota Kodim 0807 /Tulungagung
Formasi Simbolis: Angka 80 dan Kearifan Lokal
Upacara pengibaran bendera akan menampilkan formasi angka “80” sebagai simbol HUT RI ke-80. Sementara, prosesi penurunan bendera direncanakan menggunakan formasi kendang, menyesuaikan kearifan lokal Tulungagung. “Formasi ini akan dilatih setelah penguasaan PBB dasar selesai. Tujuannya, menciptakan koreografi yang indah dan penuh makna,” kata Wahyu.
Tantangan dan Optimisme
Kedua pelatih mengakui tantangan utama adalah perbedaan latar belakang peserta. Namun, kolaborasi pelatih dari TNI, Polri, Satpol PP, Bakesbangpol, serta pendamping Purna Paskibraka Indonesia (PPI) menjadi kunci optimisme.
“Kami yakin upacara akan berjalan lancar. Bendera Merah Putih akan berkibar gagah, mencerminkan kebanggaan kami pada Indonesia,” pungkas Aiptu Rony.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir