
MALANG, HARIAN-NEWs.com– Kelurahan Wonokoyo di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ternyata menyimpan potensi alam dan wisata yang luar biasa.
Melalui visi dan dedikasi dari H. Suhartono (46 tahun), atau yang akrab disapa Abah Suhar, Wonokoyo berpotensi menjadi ikon wisata Kota Malang. Abah Suhar adalah penggagas utama Wonokoyo Central Tourism.
Sebagai putra asli Wonokoyo, ia memiliki harapan besar agar wilayah pinggiran Kota Malang ini bisa diangkat potensinya. Media ini berkesempatan untuk melihat dan menjajal langsung sejumlah potensi wisata di kawasan yang memiliki bukit dengan ketinggian di atas 500 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu.
“Yang pertama itu ada program jangka pendek dan program jangka panjang. Untuk jangka panjangnya, kita ingin Wonokoyo ini memiliki ikon,” tegasnya.
Tokoh masyarakat Kedungkandang ini ingin Wonokoyo mewakili Kota Malang dengan ikonnya. Jika Kota Batu terkenal dengan apel, maka Kota Malang ini harus punya sesuatu yang khas. Menurut Abah Suhar, ikon yang tepat dari Wonokoyo adalah durian. Durian dipilih karena selain memiliki nilai ekonomi tinggi, peminatnya juga banyak.
“Kami ingin Wonokoyo menjadi sentral durian di Kota Malang. Selain itu, kami berharap bisa bekerjasama dengan Pemerintah Kota Malang untuk menyediakan bibit durian,” urainya pada Senin (23/12/2024).
Abah Suhar menargetkan setiap tahun bisa menghasilkan lebih dari 10.000 buah durian, yang kemudian akan diadakan festival makan durian gratis. Festival ini diharapkan dapat menarik wisatawan lokal dan dari berbagai daerah. Untuk lahannya, Abah Suhar sudah mempersiapkan, dengan menanam hampir 600 bibit durian.
“Kami perlu bibit durian untuk masyarakat. Kalau hanya saya yang menanam, menjadi ikon itu tidak mungkin. Tapi jika melibatkan seluruh masyarakat Wonokoyo untuk menanam bibit durian, Insya Allah baru bisa menjadi sentral,” paparnya.
Dengan pemikiran ini, Abah Suhar berharap bantuan dari pemerintah kota. Sambutan masyarakat Wonokoyo sejauh ini sangat antusias dan berharap agar inisiatif ini segera terealisasi.
“Kami juga mempersiapkan jalur jeep dan ATV yang menarik dan menantang, melewati pohon durian yang jaraknya 10 meter. Lahan kosong di tengah-tengahnya kami jadikan sirkuit jeep dan ATV,” jelasnya.
Jalur jeep ini menawarkan pemandangan langsung Kota Malang dan bisa dibandingkan dengan wisata di Lereng Merapi Jawa Tengah atau Ubud Bali. Jalur tersebut berakhir di Sungai Irigasi, di mana pengunjung bisa berpindah naik perahu dan menikmati tembak-tembakan air hingga tiba di Wisata Aeng di depan Monumen Hamid Rusdi.
Off-road dengan jeep dan ATV ini memiliki jalur sepanjang tiga sampai empat kilometer. Sebelum naik jeep atau ATV, pengunjung bisa menikmati waterboom di Puncak Bukit, yang diperkirakan tertinggi di Kota Malang.
“Untuk melengkapi semua itu, tentu harus ada banyak menu. Nanti akan ada waterboom, flying fox, cottage, penginapan, pemukiman, dan daerah outbound,” terangnya.
Selain itu, Wonokoyo Central Tourism juga mempersiapkan lahan untuk Sport Center, termasuk lapangan mini soccer, bulu tangkis, dan gym.
Di Wonokoyo bawah, akan ada kawasan Pertunjukan Seni dan Budaya di Wisata Aeng kawasan Monumen Tugu Hamid Rusdi, yang juga akan menjadi sentral UMKM.
“Kami ingin wisata ini berbasis masyarakat, sehingga masyarakat ikut andil. Kami sangat membutuhkan dorongan Pemerintah Kota Malang untuk membantu masyarakat agar fasilitas-fasilitas yang diharapkan sesuai dengan keinginan mereka. Contohnya, di sini ada Tugu Monumen yang paling bersejarah untuk Kota Malang, pahlawan Kota Malang Hamid Rusdi yang tidak terawat,” paparnya.
Pihaknya punya gagasan untuk menjadikan daerah Tugu ini sebagai objek wisata dengan tempat kesenian dan kebudayaan, di mana setiap malam minggu atau seminggu dua kali diadakan festival kesenian. UMKM pun akan turut berkembang.
“Sementara ini, kesenian yang paling melekat di Wonokoyo adalah bantengan,
Pertunjukan teatrikal perjuangan Hamid Rusdi juga bisa dikonsep di sini. Kami mohon dukungan dari semua pihak,” pungkasnya.