
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) KH. Bagus Ahmadi menggelar Sarasehan “Ngaji Iku Aji”, sebuah inisiatif untuk melestarikan tradisi keilmuan Islam melalui kajian kitab kuning.
Kegiatan yang difasilitasi langsung oleh Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, S.M. ini digelar di pendopo rumah dinasnya pada Selasa malam, 10 Juni 2025, dan dihadiri oleh Ketua PCNU Tulungagung, KH. Bagus Ahmadi.
Kolaborasi Pemerintah dan NU
Sarasehan yang terbuka untuk umum ini dirancang sebagai wadah masyarakat mendalami kitab klasik warisan ulama salaf, dengan fokus pada pembahasan fikih, akidah, dan muamalah.
KH. Bagus Ahmadi menegaskan, kegiatan ini akan berlangsung rutin setiap dua minggu sekali pada malam Rabu, sebagai upaya nyata menjaga khazanah intelektual NU dan pesantren.
“Ngaji Iku Aji bukan sekadar ritual, tapi komitmen menjaga warisan keilmuan pesantren. Kajian kitab kuning ini membentuk akhlakul karimah dan karakter generasi muda,” tegasnya.
Kitab Kuning sebagai Fondasi Akhlak
Menurut KH. Bagus Ahmadi yang akrab dengan panggilan Gus Bagus ini, kitab kuning tidak hanya memperkaya wawasan keislaman, tetapi juga menjadi pondasi pembentukan moral dan etika masyarakat, khususnya pemuda.
“Materi dalam kitab kuning mengajarkan adab, sikap, dan pemahaman Islam yang holistik. Ini modal penting hadapi tantangan zaman,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar generasi muda terus menggali ilmu dari warisan ulama: “Teruslah mengkaji! Dengan begitu, pemikiran akan lebih tajam, akhlak kokoh, dan pemahaman Islam lebih mendalam.”
Sinergi Membangun Peradaban
Kegiatan ini menjadi bukti kolaborasi positif antara pemerintah daerah dan organisasi keagamaan dalam membangun peradaban berbasis spiritual dan kebudayaan. Ke depan, Ngaji Iku Aji diharapkan menjadi mercusuar keilmuan yang mengimbangi arus modernisasi dengan kearifan lokal.
Dukungan Wakil Bupati Tulungagung dalam fasilitasi sarasehan ini pun mendapat apresiasi luas, menegaskan peran pemerintah dalam melestarikan nilai-nilai agama sekaligus memperkuat identitas budaya.
—
Jurnalis: Pandhu
Editor : Tanu Metir