
TULUNGAGUN, HARIAN-NEWS.com – Car Free Day (CFD) Tulungagung setiap Minggu pagi di sekitar Titik Nol kembali membuktikan diri sebagai magnet ekonomi dan rekreasi warga. Bukan cuma jadi tempat olahraga dan hiburan, CFD ini juga jadi panggung empuk bagi ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjajakan produk andalan mereka.
Menurut Ketua Paguyuban UMKM Digdaya Tulungagung, Abdul Aziz, jumlah UMKM yang meramaikan CFD cenderung stabil, meski ada saja pedagang yang absen karena berbagai hal.
“Jumlahnya relatif tetap, sekitar 450 pedagang aktif setiap minggu. Dari data pendaftaran, sebenarnya ada sekitar 600 UMKM, tapi sekitar 100 masih antre karena kesibukan atau kendala teknis,” ungkap Abdul Aziz kepada tim Harian-News.com, Minggu (11/5/2025).
Soal penataan, penyelenggara sudah punya aturan main yang cukup rapi demi kenyamanan pengunjung. Setiap pedagang wajib menempati lokasi yang sudah ditentukan dan dilarang menggunakan perlengkapan yang bisa bikin macet lalu lintas pengunjung.
“Penataan lokasi sudah fix. Pedagang harus jualan di tempat rutin masing-masing dan pakai tenda biar kelihatan rapi. Mereka juga nggak boleh pakai expander yang bisa ganggu pengunjung,” imbuh Aziz.
Hebatnya, CFD ini nggak cuma ramai pengunjung, tapi juga bikin pundi-pundi UMKM makin tebal. Dalam sekali gelaran, perputaran uang dari transaksi UMKM bisa mencapai ratusan juta rupiah!
“Dari catatan kami, transaksi UMKM di CFD bisa sentuh Rp 325 juta sampai Rp 400 juta per Minggu. Tapi, angka ini belum 100% akurat karena masih banyak pedagang yang belum isi absensi digital via Google Form,” jelasnya.
Menyambut era digital, paguyuban UMKM juga gencar mendorong anggotanya memanfaatkan media sosial sebagai senjata promosi. Harapannya, strategi ini bisa mendongkrak pengunjung dan menjaga penjualan tetap stabil.
“Kami imbau pedagang untuk rutin posting flyer atau konten promosi yang sudah disiapkan tim kreator kami, khususnya setiap Rabu dan Jumat. Bayangkan kalau 500 pedagang posting serempak, dampaknya pasti besar ke jumlah pengunjung,” ujarnya.
Ke depan, Abdul Aziz berharap CFD Tulungagung terus jadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Ia juga berharap perhatian dan dukungan dari Pemkab Tulungagung agar kegiatan ini terus dievaluasi dan ditingkatkan.
“Kami berharap para pedagang benar-benar dapat penghasilan yang layak dan bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Kami juga dorong pemerintah untuk terus mengawasi dan memperbaiki kegiatan ini, termasuk soal penataan area parkir sepeda dan fasilitas umum lainnya,” pungkasnya.
CFD Tulungagung saat ini jadi contoh keren kolaborasi antara pemerintah, pelaku UMKM, dan masyarakat dalam membangun ekonomi lokal berbasis komunitas.