160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Sobontoro Angkat Derajat Santri Lewat Semangat Seribu dari Desa

Peringatan Hari Santri 2025 berlangsung khidmat di Balai Desa Sobontoro, Boyolangu, Tulungagung.

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Suasana penuh khidmat menyelimuti Balai Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Selasa (21/10/2025). Ratusan santri dari berbagai lembaga pendidikan keagamaan berkumpul memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025.

Namun, peringatan kali ini terasa istimewa. Desa Sobontoro menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Tulungagung yang secara resmi mendapat rekomendasi dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk menggelar rangkaian lomba dalam rangka HSN 2025.

Berbagai perlombaan seperti pidato dakwah cilik (pildacil), Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), kaligrafi, dan cerdas cermat digelar meriah. Tak sekadar ajang unjuk kemampuan, kegiatan ini menjadi wadah memperkuat nilai religius dan semangat kebersamaan di kalangan santri.

Ketua IPNU Desa Sobontoro, Muchammad Kunta Zamzami, mengatakan kegiatan ini lahir dari semangat gotong royong masyarakat dan para santri.
“Pesertanya sekitar seratus orang. Tapi lebih dari sekadar jumlah, yang penting adalah semangatnya. Santri harus menjadi teladan bagi masyarakat sekitar,” ujarnya penuh semangat.

750 x 100 AD PLACEMENT

Sementara itu, Kasubag TU Kemenag Tulungagung, Dr. Masngut, M.Pd.I., menyebut Desa Sobontoro sebagai contoh nyata desa yang visioner dalam memajukan pendidikan keagamaan.
“Sobontoro luar biasa. Mereka satu-satunya desa yang secara resmi mengajukan izin dan mendapat rekomendasi untuk kegiatan Hari Santri Nasional. Ini bukti komitmen mereka terhadap pendidikan pesantren,” ungkapnya.

Masngut menegaskan, Kemenag terus berupaya memperkuat pesantren dan pemberdayaan santri di seluruh wilayah, meski bantuan belum dapat menjangkau semua lembaga.
“Kami dorong agar program penguatan pesantren lebih merata. Pendidikan santri adalah bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia bangsa,” katanya.

Lebih jauh, ia mengingatkan agar Hari Santri tidak berhenti pada seremoni tahunan semata.
“Kemenag tidak ingin Hari Santri hanya ramai di panggung tapi hampa makna. Harus ada dampak nyata dalam pendidikan karakter dan moral generasi muda,” tegasnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Masngut juga mengingatkan pentingnya peran pesantren di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Adab lebih penting daripada ilmu. Santri harus bijak memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan jati dirinya,” ujarnya.

Pandangan senada disampaikan Kepala Desa Sobontoro, Sodiq Affandi, S.Sos., yang menegaskan sinergi antara pemerintah desa, santri, dan lembaga keagamaan menjadi fondasi pembangunan desa.
“Kami tidak sekadar memberi izin atau fasilitas. Kami berjalan bersama para santri. Ini bagian dari ikhtiar membangun desa dengan spirit keagamaan,” tegasnya.

Menurut Sodiq, sejak beberapa tahun terakhir pemerintah desa rutin memberikan dukungan bagi guru madrasah diniyah dan kegiatan keagamaan.
“Nilainya mungkin tidak besar, tapi maknanya besar. Ini bentuk penghormatan kami terhadap pendidikan agama di akar rumput,” tambahnya.

Ia menilai tantangan terbesar santri saat ini adalah menjaga jati diri di tengah derasnya arus media sosial.
“Banyak framing yang keliru tentang santri. Padahal pesantren adalah tempat tumbuhnya adab dan keilmuan, bukan tempat feodalisme,” ujarnya.
Bagi Sodiq, keberadaan santri bukan sekadar bagian dari tradisi, tetapi pondasi moral bangsa.
“Santri bisa jadi pemimpin, pendidik, pegiat sosial, bahkan inovator desa. Sejarah membuktikan, santri dan ulama selalu di garda depan perjuangan bangsa,” tuturnya penuh keyakinan.

750 x 100 AD PLACEMENT

Ia berharap semangat Hari Santri Nasional menjadi momentum lahirnya generasi baru yang religius, cerdas, dan berdaya saing.
“Santri harus hadir di segala lini: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Pemerintah Desa Sobontoro akan terus menjadi bagian dari perjuangan itu,” pungkasnya.

Hari Santri di Sobontoro bukan sekadar perayaan, melainkan napas baru kebangkitan moral desa. Dari balai desa yang sederhana, semangat ribuan santri terpancar — menegaskan bahwa peradaban besar selalu tumbuh dari akar yang beradab.

Jurnalis: Pandhu
Editor: Arief Gringsing

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !