
Oleh : Imam Mawardi Ridlwan
HARIAN- NEWS.com – Senin siang, (20/10/2025). Usai sholat dhuhur, ruang tamu Al Batul Kedungwaru Tulungagung dipenuhi ibu-ibu yang sangat peduli putra-putrinya. Komite sekolah dari Play Group hingga SMK LPI Al Azhaar berkumpul bukan untuk membahas pembangunan gedung atau fasilitas belajar.
Mereka diundang untuk membahas sesuatu yang lebih mendasar: jajan sekolah. Tepatnya, bagaimana menghadirkan jajanan yang sehat, aman, halal, dan thayyib bagi anak-anak.
Lidah yang Terjajah, Selera yang Terlupakan
Keputusan komite untuk mengangkat bahan lokal sebagai sumber utama jajan sekolah bukanlah perkara mudah. Lidah para murid telah lama dijajah oleh rasa dan rupa makanan Eropa, makanan instan, beku, dan penuh pengawet. Di rumah, mereka terbiasa dengan makanan cepat saji. Di sekolah, mereka cenderung menolak makanan khas lokal. Maka, tantangan besar pun muncul: mendidik lidah agar kembali mencintai cita rasa bumi sendiri.
Polo Pendem, Gumantung, dan Kesimpar
Komite sepakat: jajanan harus bersumber dari tiga jenis bahan lokal yang kaya gizi dan makna budaya.
1. Polo Pendem: Umbi-umbian yang tumbuh di dalam tanah seperti singkong, ubi jalar, talas, uwi, gadung, ganyong, dan bengkuang. Kaya serat, vitamin, dan energi.
2. Polo Gumantung: Buah-buahan yang menggantung di atas tanah seperti pisang, pepaya, jambu, sawo, jeruk, asem, apokat, dan sirsat. Segar, penuh antioksidan, dan menggugah selera.
3. Polo Kesimpar: Tanaman merambat seperti kacang panjang, waluh, mentimun, labu, dan semangka. Ringan, menyegarkan, dan mudah diolah.
Ketiganya bukan sekadar bahan makanan. Mereka adalah simbol kesederhanaan, keberkahan, dan kedekatan dengan alam. Mereka mengajarkan bahwa makanan sehat tidak harus mahal, dan bahwa yang halal dan thayyib adalah bagian dari ibadah.
Jajan Lezat Dan Membumi
Jika program ini dijalankan dengan serius, murid-murid akan menikmati jajanan yang bukan hanya lezat, tapi juga mendidik:
1. Olahan singkong, termasuk polo pendem memiliki energi tinggi, dan serat
2. Olahan pisang, polo gumantung yang banyak mengandung alium, dan rasa manis alami
3. Olahan talas, polo pendem mengandung vitamin
4. Olahan pepaya, polo gumantung yang antioksidan, baik pencernaan
5. Olahan ubi, polo pendem
6. Olahan Sukun, polo gumantung
7. Olahan Waluh, polo kesimpar dan
8. Jagung jagung, kacang, dan lainnya.
Jajan Sebagai Membentuk Karakter
Setiap kreasi dari bahan polo-polo bukan hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi sarana edukasi. Anak-anak belajar bahwa makanan sehat bisa lezat. Bahwa memilih yang halal dan thayyib adalah bagian dari ibadah. Bahwa mencintai makanan lokal adalah bentuk syukur atas karunia bumi.
Dan ketika polo pendem, gumantung, dan kesimpar sudah menjadi bagian dari keseharian mereka, kita sedang menanamkan cinta pada bumi, pada tradisi, dan pada keberkahan hidup. Anak-anak kita akan tumbuh sehat, kuat, dan berkarakter.
Dari Lidah ke Hati, Dari Jajan ke Peradaban
Program ini bukan sekadar soal makanan. Ini adalah gerakan membangun peradaban. Dari lidah yang terjajah menuju lidah yang merdeka. Dari jajan yang instan menuju jajan yang mendidik. Dari kebiasaan konsumtif menuju kebiasaan yang penuh makna.
Semoga langkah komite Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung ini menjadi bagian dari menyiapkan generasi yang sehat jasmani, kuat ruhani, dan cinta pada tanah airnya serta rajin ibadah.
Penulis adalah Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam