160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
banner hut ri

Petani Melon di Sidoarjo Mengeluh Gagal Panen, Dampak Musim Panas Ekstrem

Petani Melon di Sidoarjo Mengeluh Gagal Panen, Dampak Musim Panas Ekstrem

SIDOARJO, HARIAN-NEWS.com — Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, belasan hingga puluhan hektare lahan yang ditanami buah melon dan semangka di Sidoarjo, Jawa Timur, gagal panen. Akibatnya petani mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Belasan hektare lahan melon dan semangka itu berada di Desa Damarsi, Buduran, Sidoarjo. Untuk menyiasati agar kerugian tidak terlalu besar, petani menjual melon dan semangka diecer di pinggir jalan.

Hardi (48) salah satu petani Desa Damarsi mengatakan panas ekstrem yang menjadi faktor penyebab para petani melon dan semangka di Desa Damarsi gagal panen

“Karena setiap hari panasnya sangat menyengat, menyebabkan buah melon dan semangka kualitasnya tidak maksimal,” imbuhnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Hardi juga menjelaskan kondisi buah melon yang dipanen tidak bisa besar, hanya segenggam kepalan orang dewasa. Sementara itu untuk buah semangka paling besar beratnya hanya 1 kilogram. Biasanya satu biji buah semangka beratnya 4 hingga 6 kilogram.

“Gagal panen tahun ini kami rugi sekitar Rp 10 juta, untuk menyiasati agar ruginya tidak terlalu banyak. Buah melon dan semangka kami jual secara eceran di pinggir jalan,” kata Hardi.

Hardi menuturkan akibat gagal panen ini, para petani rata-rata mengalami kerugian berkisar Rp 10-12 juta. Dari modal yang digunakan, untuk sepertiga hektar sawah, para petani menggunakan modal untuk tanam sekitar 15 juta rupiah. Namun saat hasil penjualan panen, mereka hanya mendapatkan uang sekitar 1,3 juta hingga 1,5 juta rupiah.

“Setiap petani rata rata mengalami kerugian di atas 15 juta, atau minimal sekitar 10 juta rupiah,” kata Hardi.

750 x 100 AD PLACEMENT

Hal yang sama juga disampaikan Musamah, (45) yang sudah menjadi petani melon selama puluhan tahun. Dia juga mengalami kerugian pada musim panas ekstrem kali ini.

Menurut Musammah, faktor panas ekstrem ini yang menjadi penyebab daun tumbuhan melon menjadi kering, sehingga buahnya tidak bisa menjadi besar.

“Baru tanam kali ini gagal panen, ya gara gara panasnya terlalu,” kata Musamah.

Untuk meminimalisir kerugian yang cukup besar, kata Musamah, para petani kebanyakan menjual seçara langsung hasil panen mereka kepada para konsumen.

750 x 100 AD PLACEMENT

Jika biasanya hasil panen dibeli oleh tengkulak, namun para petani saat ini lebih memilih menjual langsung ke para konsumen dengan harga kisaran Rp 2 ribu per buahnya, lantaran jika dijual ke tengkulak, harganya jauh lebih murah.

“Kalau dibeli tengkulak harganya gak nutut, karena dibeli dengan harga murah. Ya lebih baik dijual sendiri,” kata Musamah.

Kini para petani hanya bisa pasrah melihat hasil panen mereka gagal, dan hanya bisa berharap kepada pihak pemerintah ada bantuan modal agar mereka bisa terus bertani.

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !