
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Layaknya api kecil yang menyala dalam senyap, semangat perubahan mahasiswa Tulungagung kini menjelma bara terang seiring Pengukuhan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Jumat (13/6/2025), di Gedung Sekretariat PGRI Tulungagung, Dusun Talapan, Jalan Raya Tulungagung – Boyolangu.
Tak sekadar seremoni, momen ini adalah ikrar perjuangan generasi muda untuk tampil sebagai pelopor kemajuan. Dihadiri Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin, S.M., Ketua PGRI Tulungagung Muhadi, S.Pd., M.Pd., serta perwakilan kampus dan mahasiswa, pengukuhan ini menyulut harapan baru bagi masa depan daerah.
“Mahasiswa bukan hanya pelengkap ruang kelas, tapi ruh dari gerakan perubahan. Kami bersyukur PGRI menjadi saksi awal langkah besar ini,” ujar Muhadi, mengguratkan makna di antara sambutannya.
Ia juga mengapresiasi Aliansi BEM sebagai jembatan kolaboratif antara dunia kampus, pemerintah, dan masyarakat. Ia berharap Pemkab terus menguatkan akses beasiswa agar tak ada mimpi anak muda yang layu sebelum mekar.
Muhammad Ikhsanudin, Ketua Aliansi BEM Tulungagung, mengibarkan semangat yang berkobar:
“Kami hadir bukan sebagai pengamat zaman, tapi pembentuk arah. Aliansi BEM ini adalah rumah besar aspirasi mahasiswa, dan suara tulus rakyat Tulungagung akan kami kawal dengan idealisme dan solusi nyata.”
Bagi Ikhsanudin dan rekan-rekannya, BEM bukan sekadar struktur organisasi, tetapi roh kolektif yang hidup dari kegelisahan dan cinta terhadap kampung halaman.
Foto : Keterangan Foto : Ketua Aliansi BEM Tulungagung menerima surat keputusan pengukuhan dari Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharuddin, Jumat (13/6/2025). Wakil Bupati Ahmad Baharudin pun menyambut gerakan ini dengan tangan terbuka. Dalam sambutannya, ia menyebut mahasiswa sebagai nadi sosial-politik daerah.
“Kami butuh kritik, butuh ide, dan butuh energi muda. Pemerintah tidak akan tumbuh tanpa suara mahasiswa yang jujur dan solutif.”
Pengabdian masyarakat akan menjadi prioritas utama Aliansi ini. Dengan lebih dari 25 ribu mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan di Tulungagung, BEM diyakini mampu menjadi kompas moral dan laboratorium solusi bagi daerah.
“Setiap langkah mahasiswa harus menjawab keresahan rakyat. Gerakan kami bukan menara gading, melainkan jembatan harapan,” tutur Ikhsanudin, menggugah.
Ketua PGRI, Muhadi, menegaskan bahwa PGRI akan terus menjadi mitra strategis mahasiswa.
“Kami siap menjadi pelataran perjuangan dan pemantik diskusi. BEM adalah pelita perubahan yang tak boleh padam.”
Kini, dengan dikukuhkannya Aliansi BEM Tulungagung, nyala semangat itu semakin terang. Bersama pemerintah dan masyarakat, mereka bersiap menggerakkan perubahan dari akar, demi Tulungagung yang lebih adil, progresif, dan beradab.
(Jurnalis: Pandhu)
Editor: Tanu Metir