TULUNGAGUNG , HARIAN-NEWs.com–
Pengentasan Kemiskinan Masuk Program Prioritas Dinas Sosial Tulungagung, Jawa Timur.
Hal itu disampaikan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, Wahid Masrur, S.Sos., M.M., pengentasan Kemiskinan masuk program prioritas Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, pihaknya adalah perpanjangan tangan dari Kementerian Sosial yang bertugas menjalankan program-program dengan baik dan tepat sasaran tanpa pungli.
“Dalam rangka mensukseskan program Kementerian Sosial, tenaga-tenaga pendamping sosial di Kabupaten Tulungagung dikerahkan, baik untuk Program Keluarga Harapan, bantuan pangan non-tunai, maupun bansos lainnya. APBD juga mengeluarkan bantuan untuk mendukung beberapa kegiatan dalam rangka mempertahankan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tulungagung. Alhamdulillah, angka ini telah menurun secara berturut-turut,” ujar Wahid.
Namun, ia menegaskan, meski angka kemiskinan ekstrem menurun, upaya untuk mempertahankan angka nol persen tetap berlanjut.
Program-program terkait rentan miskin ekstrem harus terus berjalan, karena sedikit kelengahan bisa membuat mereka kembali masuk kategori miskin ekstrem.
Oleh karena itu, pendamping SDM PKH, TKSK, dan pendamping pilar sosial saling bahu-membahu mensukseskan program pengentasan kemiskinan.
Menurut Wahid, penurunan angka kemiskinan di Tulungagung tidak terjadi secara drastis.
“Dari 6,5%, turun menjadi 6,2%. Harapan kami bisa masuk ke angka 5,2% bahkan 4 koma sekian. Namun ini bukan pekerjaan yang mudah karena PPKS (Penyandang Permasalahan Kesejahteraan Sosial) yang masuk kategori kemiskinan di Tulungagung tidak mungkin dihilangkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, program-program harus berkesinambungan dan kolaboratif, mengintegrasikan semua program dari Kementerian, UPT-UPT terpadu, Dinas Sosial Provinsi, dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
Tantangan terbesar dalam pelaksanaan program bantuan sosial, menurut Wahid, adalah mentalitas masyarakat yang masih bermental pengemis. “Ini perlu edukasi dan pendekatan,” katanya.
Evaluasi terhadap efektivitas program-program yang telah berjalan dilakukan dengan memastikan tepat sasaran tanpa pungli.
“SDM kami benar-benar menjiwai dan tidak boleh mempermainkan ini. Mental pendamping juga selalu kami asah agar mereka tetap punya komitmen untuk membantu mengentaskan kemiskinan,” tambah Wahid.
Dengan menurunnya angka kemiskinan di Tulungagung, diharapkan kualitas hidup warga bisa terjaga dan meningkat.
“Semua lini seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, pertanian, dan ketenagakerjaan harus meningkat agar angka kemiskinan bisa ditekan,” tegas Wahiyd.