
BLITAR, HARIAN-NEWS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program pelatihan vokasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Salah satunya, pelatihan barbershop berbasis sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang digelar melalui Dinas Tenaga Kerja.
Pelatihan ini menjadi bagian dari program unggulan SANG KAPTEN (Sertifikasi
Angkatan Kerja Kompeten), yang menyasar generasi muda agar memiliki kompetensi unggul dan siap menghadapi era digital. Kegiatan dilaksanakan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Smart Junior, Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, dan dibuka langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar, Nanang Adi, pada Selasa (29/7/2025).
“Ini bukan sekadar kursus, tetapi langkah konkret mencetak barber profesional bersertifikasi. Selaras dengan RPJMD Kabupaten Blitar 2025–2029, kami menyiapkan SDM unggul dan adaptif terhadap dunia kerja digital,” ujar Nanang dalam sambutannya.
Pelatihan ini mengadopsi skema “3 in 1”: pelatihan vokasi, uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PARAS Surabaya, serta magang di dunia usaha dan industri (DUDI). Selama sembilan hari, para peserta mendapatkan pembekalan komprehensif, mulai dari teknik dasar hingga lanjutan, penggunaan alat modern, pelayanan pelanggan, hingga pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis barbershop.
Uji kompetensi BNSP menjadi penentu kelulusan. Peserta yang lulus akan memperoleh sertifikat resmi BNSP, sebagai pengakuan profesional dalam industri. Tak berhenti di situ, peserta juga menjalani magang langsung di barbershop profesional, guna mengasah kemampuan praktik dan manajemen pelayanan, termasuk penggunaan aplikasi digital dalam pengelolaan pelanggan.
Nanang menambahkan, ke depan tantangan industri barber semakin kompleks. “Konsumen sekarang menuntut pelayanan yang cepat, higienis, berteknologi, dan reputasi yang bisa dicek secara online. Di sinilah pentingnya barber bersertifikat dan siap bersaing,” tegasnya.
Data dari Indonesia Barbershop Association menunjukkan, industri barbershop tumbuh pesat dengan kenaikan 20–30% per tahun sejak 2017. Peluang kerja dan usaha terbuka luas, tak hanya di perkotaan, tapi juga di pedesaan.
Program ini juga memberi ruang bagi pemuda desa yang belum tersentuh pelatihan formal. Mereka mendapatkan pendidikan vokasi yang berorientasi pada praktik kerja, teknologi kekinian, serta pelatihan soft skill seperti komunikasi dan pelayanan. Pelatihan ini pun menekankan pentingnya sentuhan personal dan humanisme, nilai-nilai yang tetap relevan dan tidak tergantikan oleh kecerdasan buatan (AI).
Lebih lanjut, Nanang menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari kontribusi daerah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Kami ingin melahirkan generasi muda yang menjadi agen pembangunan: barber yang profesional, kreatif, bersertifikat, dan mampu menjawab tantangan zaman,” katanya.
Pelatihan yang dijadwalkan berakhir pertengahan Agustus 2025 ini diharapkan melahirkan wirausaha baru di sektor grooming dan gaya hidup pria, serta memperkuat kolaborasi dan jejaring antarpelaku usaha lokal. Para lulusan diharapkan menjadi pionir perubahan—mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai profesionalisme dan kemanusiaan.
(Etok/Kmf/ADV)