
TULUNGAGUNG – HARIAN-NEWS.com-
Suasana hiruk pikuk membanjiri halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung sejak Rabu (6/8/2025).
Ribuan warga berjejal memadati puluhan stan yang menjajakan beras, gula, minyak, dan produk lokal lain dengan harga gila-gilaan murah. Inilah Gerakan Pangan Murah (GPM), aksi nyata pemerintah melawan inflasi yang mencekik leher rakyat!
“Ini bukan sekadar bazar. Ini perang melambungnya harga pangan!” tegas Agus Suswantoro, S.Sos., M.Si., Kepala DKP Tulungagung, matanya tajam menyapu kerumunan warga.
Di stan utama, beras medium SPHP Bulog dijual Rp12.500/kg—patuh pada HET. Bahkan beras premium hanya Rp14.000/kg, dua ribu lebih murah dari pasar! “Kami jaga stabilitas pasokan dan harga. Ini tameng inflasi!” tambahnya berapi-api.
Panggung Kejayaan UMKM dan Desa
GPM tak cuma tentang harga murah. Ia jadi etalase kebanggaan 19 kecamatan. Dari kelompok tani hingga perajin alat pertanian, dari UMKM binaan Disperindag hingga produsen pangan segar berlabel PSAT—semua mendapat panggung. “Ini peluang emas perluas pasar. Kami bina mereka hingga berlisensi halal dan siap ekspor!” seru Agus.
Dukungan mengalir deras. Bank Jatim membuka konsultasi permodalan. DKP mengirim surat edaran ke seluruh OPD: “Ayo belanja di sini!” Target omzet Rp200 juta dalam empat hari bukan mimpi—tahun lalu, Rp180 juta tercapai hanya dalam tiga hari!
Lumbung Desa: Senjata Rahasia Jangka Panjang
Di balik gegap gempita GPM, DKP menyiapkan senjata pamungkas: Program “Satu Desa, Satu Lumbung Pangan”. “Petani tak perlu buru-buru jual gabah. Simpan di lumbung, jual saat harga baik. Nilai tambahnya besar!” jelas Agus. Lumbung ini jadi benteng ketahanan pangan, mengubah Tulungagung dari daerah konsumen jadi produsen mandiri.
Kolaborasi adalah kunci. Bulog jamin pasokan. Dinas Pertanian kawal produksi. Disperindak pacu pemasaran. Bahkan program Desa B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) digerakkan untuk ciptakan menu sehat berbasis lokal.
“Ini Bukan Aksi Semusim!”
Di penghujung wawancara, Agus menegaskan: “GPM akan jadi agenda rutin. Minimal setahun sekali, bahkan dua kali! Dukungan lintas dinas dan antusiasme warga adalah bahan bakarnya.”
Gerakan Pangan Murah Tulungagung bukan sekadar obat inflasi sesaat. Ia adalah denyut nadi kemandirian pangan—di mana petani sejahtera, UMKM bangkit, dan rakyat kecil tersenyum membawa pulang beras berkualitas tanpa terkoyak kantong. Sebuah teladan yang pantas menggema di seluruh negeri!
Jurnalis: Pandhu
Editor Tanu Metir