160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Marsono Gaungkan Pelestarian Hutan Lewat Program Kehutanan Swadaya Masyarakat

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Sosok Marsono, S.Sos, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung dalam menjaga kelestarian alam tak perlu diragukan lagi. Selama lima tahun terakhir, Marsono aktif mengonsolidasikan program Kehutanan Swadaya Masyarakat, sebuah inisiatif berbasis partisipasi warga yang kini menunjukkan hasil nyata di wilayah selatan Tulungagung.

Berbicara kepada awak media, Selasa (10/6/2025), Marsono mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian komunitas binaannya yang baru saja meraih juara pertama tingkat Jawa Timur dan kini melaju ke tingkat nasional.
“Program ini lahir dari keyakinan bahwa masyarakat bisa menjadi pelaku utama dalam pelestarian hutan. Dan kini, hasilnya mulai terlihat,” ungkap Marsono dengan optimis.

Langkah konkret pun telah ia dorong sejak 2021, mulai dari penghijauan kembali lahan kritis hingga penanaman ratusan ribu bibit tanaman produktif seperti kopi dan alpukat. Prinsipnya sederhana namun dalam makna: “Kita jaga alam, alam jaga kita.”

Solusi Ekologis yang Menyentuh Akar Masalah
Marsono menyoroti langsung penyebab bencana banjir yang kerap melanda wilayah selatan, seperti di Desa Ngentrong. Ia menilai kerusakan alam dan hilangnya sistem filtrasi alami menjadi faktor utama.
“Kalau lereng bukit kita tanami gelang kopi di tiap petak garapan, dan dibatasi dengan tanaman seperti kaliandra merah atau indigofera, maka air hujan akan tertahan, tanah tetap kuat, dan bencana bisa dicegah,” jelasnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Tak hanya menanam, Marsono juga aktif berdialog dengan masyarakat. Ia menyerap aspirasi warga yang menolak penanaman pohon besar seperti mahoni atau sengon karena mengganggu tanaman pangan. Masyarakat, kata dia, lebih memilih tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti kopi, durian, atau mangga.

DPRD Hadir, Rakyat Merasa Diperhatikan
Menanggapi harapan warga, DPRD Tulungagung di bawah kepemimpinan Marsono langsung bergerak. Tahun ini, sebanyak 50.000 benih kopi dari berbagai varietas, seperti robusta dan arabika, telah disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat pegunungan. Bibit mangga dan durian pun turut disalurkan.
“Kami tidak ingin masyarakat hanya jadi objek. Mereka harus jadi pelaku utama dalam membangun dan menjaga lingkungannya,” tegas Marsono.

Aksi Nyata di Hari Bumi
Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, Marsono juga menggandeng berbagai elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan seperti IPNU/IPPNU, GMNI, perguruan silat, dan GP Ansor untuk melakukan aksi tanam pohon di sekitar tempat ibadah.
Langkah ini, menurut Marsono, tidak sekadar menjaga lingkungan, tapi juga mempererat nilai gotong royong dan kepedulian antarwarga.
“Pelestarian hutan tidak bisa dikerjakan pemerintah sendiri. Ini harus jadi gerakan bersama, agar bumi Tulungagung tetap hijau dan lestari untuk generasi mendatang,” pungkasnya.

Dengan semangat keberlanjutan dan keberpihakan pada rakyat, Marsono membuktikan bahwa politik bisa bersentuhan langsung dengan alam dan kehidupan masyarakat. Dari lereng pegunungan, harapan baru untuk masa depan Tulungagung sedang ditumbuhkan.

750 x 100 AD PLACEMENT

(Jurnalis: Pandhu)

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !