Makna Salam dalam Islam: Abah Imam Mawardi Kupas “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” di Rutinan Kamis Kliwon

LAMONGAN, HARIAN-NEWS.com — Rutinan ngaji Kamis Kliwon malam Jum’at Legi yang digelar di pendopo Eko Setiawan kembali berlangsung khidmat, Kamis malam (30/10/2025). Kegiatan yang biasa diasuh KH Mafthuhin Daud, Pengasuh Pesantren Hidayatul Athfal Glugu, Deket, Lamongan, kali ini menghadirkan tausiyah dari Abah Imam Mawardi Ridlwan, Pengasuh Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung.

Seperti biasa acara dimulai dengan istighosah, kemudian dilanjutkan penyampaian tausiyah. Abah Imam membahas tentang makna salam dalam Islam, merujuk sabda Rasulullah ﷺ dalam hadits Imam Tirmidzi:

“Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)

Menurut Abah Imam, hadits tersebut menegaskan tiga amalan yang dapat menghantarkan seorang muslim menuju surga: menebarkan salam sebagai bentuk doa keselamatan dan perdamaian, memberikan makanan sebagai wujud kepedulian sosial dan kekuatan iman, serta mengerjakan shalat malam.

Namun pada kesempatan itu, Abah Imam secara khusus menekankan makna salam. Ia mengingatkan pentingnya mengucapkan salam dalam setiap perjumpaan dan komunikasi. Salam yang lengkap, kata beliau, adalah “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

“Ucapan salam bukan semata tradisi Arab, tetapi manifestasi nilai keimanan, sosial, dan identitas seorang muslim,” ujarnya.

Abah Imam menjelaskan bahwa salam mengandung tiga makna besar: keselamatan (salam), rahmat, dan berkah.

“‘Assalamualaikum’ berarti ‘semoga keselamatan dan kedamaian tercurah atasmu’. Kata salam menjadi akar dari kata Islam dan muslim, menunjukkan keterhubungan erat antara salam dan nilai keimanan,” terangnya.

Rutinan berakhir tepat pukul 22.00 WIB dan ditutup dengan ramah tamah bersama para jamaah.

Jurnalis IMR/AG
Editor Arief Gringsing