160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Jajan Sembarangan Itu Nikmat Sesaat, Ancaman Jangka Panjang

Oleh: Imam Mawardi Ridlwan

“Jajanan sembarangan, tidak sehat berdampak buruk pada kesehatan anak, konsentrasi belajar, dan hidup boros”

HARIAN- NEWS.com – Di sekolah, TPQ dan kegiatan keramaian selalu hadir satu fenomena yang kerap luput dari kewaspadaan jajanan. Pada sepuluh terakhir ini warna-warninya dikemas menarik. Tidak perlu tanya bagaimana rasanya? Pasti rasa gurih menggoda. Pedas dan asin dari zat kimia. Dan tentu saja harga sangat terjangkau. Murah. Maka menjadik primadona bagi anak-anak.

Namun perlu dikaji di balik kenikmatan sesaat itu, tersembunyi ancaman yang menggerogoti masa depan anak-anak kita. Baik terkait kesehatan, konsentrasi belajar, maupun pola hidup boros.

750 x 100 AD PLACEMENT

Para orang tua murid sudah memahami bahwa jajan sembarangan sering berbahan tambahan pangan yang tidak sesuai standar keamanan kesehatan. Pewarna tekstil, pengawet berlebihan, pemanis buatan, hingga minyak jelantah menjadi bagian dari “resep rahasia” yang tak pernah tercantum di label. Anak-anak yang mengonsumsi jajanan akan mendapatkan risiko jangan panjang. Paling tidak terkait gangguan pencernaan, alergi, obositas, gagal ginjal, diabetes anak, dan gangguan metabolik dan lainnya.

Para guru sebenarnya punya pandangan khusus bahwa membiarkan para murid mengkonsumsi jajanan sembarangan berarti para guru tidak melakukan perlindungan dan pencegahan. Bahkan hal tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk pengabaian terhadap hak anak untuk mendapatkan makanan yang aman, bergizi, halal dan thayyib.

Jajanan sembarangan dicairkan tinggi gula dan rendah nutrisi. Hal ini terkait biaya produksi. Memang anak-anak sangat berminat yang rasa-rasa dan memberi energi instan, namun efeknya kurang haik. Biasanya anak-anak menjadi hiperaktif, mudah mengantuk dan sulit fokus. Proses belajar yang seharusnya menjadi ladang tumbuhnya akal dan karakter justru terganggu oleh fluktuasi energi yang tidak stabil. Inilah bahaya jajanan sembarangan yang harus diwaspadai para orang tua.

Saat ini budaya jajan sudah merebak luas. Para pendidik menghadapi tantangan: bagaimana membina murid agar tumbuh sehat. Menurut saya adalah sinergi antara sekolah, orang tua, dan kantin sekolah untuk menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak secara utuh. Jajan yang halal dan thayyib itu pilihan tepat.

750 x 100 AD PLACEMENT

Lebih menyedihkan lagi, banyak keluarga tidak menyadari bahwa penyakit anaknya bersumber dari kebiasaan jajan harian. Dalam konteks dakwah, ini menjadi ladang edukasi: bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah, dan memilih makanan yang baik adalah bentuk syukur atas nikmat tubuh.

Jika dihitung, pengeluaran anak untuk jajanan bisa mencapai puluhan ribu rupiah per minggu. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli buku, menabung, atau membantu keluarga justru habis untuk konsumsi yang tidak bermanfaat. Ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi soal pembentukan karakter: apakah anak diajarkan untuk bijak dalam mengelola rezeki?

Dalam pembinaan karakter, penting untuk menanamkan nilai khidmat dan hemat sejak dini, termasuk dalam memilih makanan dan mengatur keuangan para murid.

Jajanan sekolah akan jadi musuh terselubung, manakala bebas tanpa ada tapi penataan. Perlu ada regulasi yang tegas, edukasi yang menyentuh hati, dan keteladanan dari guru serta orang tua. Mari kita bentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga bijak dalam memilih makanan, menjaga kesehatan, dan mengelola rezeki.

750 x 100 AD PLACEMENT

Karena anak-anak bukan hanya pewaris masa depan, mereka adalah amanah yang harus dijaga dengan ilmu, cinta, dan teladan.

Memberi edukasi gizi pada murid sebaiknya sejak dini. Yaitu pengawasan bahan baku jajanan, dan penyediaan alternatif sehat dari dapur sekolah. Dapur sekolah yang mampu mengintegrasikah makanan sehat untuk membentuk karakter sehingga murid menjadi pembelajar aktif.

Penulis adalah: *Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !