

MALANG, HARIAN- NEWS.com — Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 menjadi momentum penting bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang untuk kembali menegaskan komitmen menurunkan angka stunting dan memperkuat layanan kesehatan dasar di seluruh wilayah.
Serangkaian agenda digelar sepanjang November hingga awal Desember 2025, salah satunya Senam Jantung Sehat yang diinisiasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) DPC Kabupaten Malang di Universitas Kepanjen, Sabtu (15/11/2025). Kegiatan ini dihadiri Bupati Malang Drs. HM Sanusi, Kepala Dinas Kesehatan drg. Wiyanto Wijoyo, Ketua IBI DPC Kabupaten Malang, serta pimpinan Universitas Kepanjen.
Stunting Jadi Fokus Utama HKN 2025
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo—akrab disapa Dokter Wi—menyebut HKN tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang bersama untuk menguatkan gerakan penurunan stunting, kematian ibu, dan kematian bayi.
“Peran bidan dan penguatan layanan dasar menjadi titik tekan kami. Keduanya sangat menentukan kualitas kesehatan ibu dan anak,” ujar Dokter Wi.
Ia menjelaskan, pemantauan stunting dilakukan lewat dua instrumen: bulan timbang dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Tahun ini, Dinkes mengacu pada data bulan timbang karena SSGI nasional belum diselenggarakan.
“Bulan timbang Februari 2025 mencatat angka stunting 6,7 persen atau sekitar 9.000-an anak. Ada sedikit kenaikan karena cakupan pengukuran lebih luas, dan ini menjadi prioritas intervensi kami,” jelasnya.
Intervensi Berkelanjutan dan Penguatan Posyandu
Untuk menekan stunting, Dinkes memastikan alokasi anggaran dilakukan secara berkelanjutan. Fokus utamanya meliputi peningkatan gizi, pemantauan tumbuh kembang anak, hingga penguatan peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai garda terdepan pemantauan balita.
“Posyandu adalah ujung tombak pelayanan dasar. Kami pastikan intervensi tidak terputus, terutama untuk kelompok rentan,” terang Dokter Wi.
Peran Vital Bidan dan Sistem Rujukan Cepat
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyoroti pentingnya kesiapan bidan dalam menjaga kesehatan keluarga. Selain dibekali kompetensi penanganan kegawatdaruratan, para bidan dijalin dalam jejaring konsultasi kebidanan hingga percepatan rujukan dengan rumah sakit.
“Kami mempersiapkan bidan untuk respons cepat kegawatdaruratan. Kesehatan ibu dan bayi adalah kunci menekan angka kematian,” imbuhnya.

Edukasi PHBS Masih Jadi Tantangan
Selain memperkuat layanan, edukasi masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dinilai masih perlu diperluas. Dinkes menilai kesadaran masyarakat untuk hidup sehat harus terus dibangun.
“Kami memperluas edukasi agar masyarakat semakin sadar dan berhati-hati dalam menjaga kesehatan,” kata Dokter Wi.
HKN ke-61 menjadi pengingat bahwa upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berada di tangan tenaga kesehatan, tetapi juga memerlukan keterlibatan masyarakat secara berkelanjutan. Dinkes Malang berkomitmen memperkuat sinergi tersebut untuk mewujudkan generasi Malang yang lebih sehat dan bebas stunting.
Jurnalis: Teguh
Editor: Arief Gringsing
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !