


TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Di tengah derasnya arus modernisasi, Kabupaten Tulungagung memilih berhenti sejenak untuk kembali menapaki sejarah panjangnya. Gelaran Gerak Jalan Kreasi Napak Tilas Boyongan Kadipaten Ngrowo, Selasa (25/11/2025), menjadi ruang refleksi yang membangkitkan memori kolektif tentang perjalanan besar yang nyaris terlupakan.
Kegiatan yang diprakarsai Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tulungagung) itu langsung menyita perhatian publik. Ratusan peserta memenuhi titik pemberangkatan. Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, memimpin pelepasan peserta dengan pesan yang mengandung tekanan historis dan tanggung jawab moral.
“Ini bukan sekadar acara jalan-jalan. Ini perjalanan menelusuri kembali identitas Tulungagung. Sejarah boyongan Kadipaten Ngrowo harus menjadi ingatan kolektif kita,” tegasnya.
Pernyataan Wabup tersebut menjadi pengingat keras bahwa nilai sejarah lokal tak boleh hilang di balik hiruk-pikuk kegiatan seremonial. Napak tilas ini dirancang sebagai titik balik, mengembalikan kebanggaan masyarakat terhadap akar sejarah daerah.
Wabup juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban di sepanjang rute yang melintasi jalan umum. “Semangat boleh menggebu, tapi keselamatan tetap utama. Jangan sampai euforia justru menimbulkan persoalan,” tambahnya.

Dari sisi penyelenggaraan, Kepala Dispora Tulungagung, Achmad Mugiyono, menuturkan bahwa kegiatan tahun ini membawa dua misi besar: memperingati Hari Jadi ke-820 Kabupaten Tulungagung sekaligus merayakan Hari Guru Nasional 2025. Momentum ganda ini dinilai strategis untuk mengedukasi generasi muda tentang sejarah wilayahnya.
“Napak tilas ini menghidupkan kembali memori ketika pusat pemerintahan Kadipaten Ngrowo berpindah dari Ketandan Kalangbret ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso. Ini harus dikenang, bukan sekadar dirayakan,” ujar Mugiyono.

Sebanyak 70 peleton ambil bagian, terdiri dari unsur sekolah, kecamatan, UPAS, hingga seluruh OPD Pemkab Tulungagung. Mereka diberangkatkan dari Kantor UPAS dan Kantor Kecamatan Kauman sebelum menuntaskan perjalanan di halaman Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso.

Lebih dari sekadar simbol sejarah, agenda ini menjadi pengingat bahwa merawat masa depan bukan hanya tentang membangun hal baru, tetapi juga menjaga warisan perjalanan panjang para pendahulu.
Jurnalis: Pandhu.
Editor Arief Gringsing
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !