160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Menuju Wajah Baru Tulungagung: Penataan Kota Bernuansa Malioboro, Antara Cita Indah dan Efisiensi Teknis

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Denyut perubahan mulai terasa di jantung Kota Tulungagung. Pemerintah Kabupaten Tulungagung tengah menyiapkan langkah besar untuk menata wajah kota agar lebih indah, rapi, dan hidup — meniru semangat kawasan legendaris Malioboro Yogyakarta yang menjadi ikon harmoni antara budaya, ekonomi rakyat, dan tata ruang yang manusiawi.

Ahmad Baharudin SM Wakil Bupati Tulungagung tinjau pembangunan trotoar dan saluran air di Jl. Teuku Umar bersama pelaksana proyek.

Langkah ini diwujudkan melalui pembangunan saluran resapan air di Jl. Teuku Umar, Kelurahan Kutoanyar, yang disebut sebagai bagian awal dari master plan penataan kota Tulungagung. Dalam peninjauan proyek pada Rabu (8/10/2025), Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharudin, S.M., menekankan bahwa program ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan juga bagian dari visi mempercantik kota menuju wajah baru yang menyerupai Malioboro.
“Ini nanti jadi percontohan penataan kota. Jalannya mau dipercantik seperti kawasan Malioboro,” ujar Baharudin dengan optimisme.

Cita Indah Kota, Tapi Efisiensi Masih Dipertanyakan
Meski konsepnya terinspirasi dari Malioboro yang memikat, Wabup tidak menutup mata terhadap sejumlah kelemahan teknis di lapangan. Ia menyoroti penggunaan metode pengecoran manual di tempat (cast in situ) yang dinilai kurang efisien dibanding block culvert siap pasang.
“Kalau dilihat dari kekuatan dan efisiensi waktu, sebenarnya lebih bagus pakai block culvert. Tapi karena sudah direncanakan seperti ini, ya tinggal melaksanakan,” ujarnya dengan nada evaluatif.

Proyek yang diklaim sebagai solusi genangan air itu pun menuai pertanyaan tentang sejauh mana kajian teknisnya bisa menjamin efektivitas. Saat sidak dilakukan, Wabup mengaku tidak membawa dokumen spesifikasi teknis.
“Saya hanya tanya ketebalannya 15 cm, pakai besi ukuran 8. Tapi saya tidak tahu speknya. Itu konsultannya yang tahu,” katanya jujur.

750 x 100 AD PLACEMENT

Malioboro Tulungagung: Indah Harus Transparan
Sebagaimana Malioboro Yogyakarta yang dikenal dengan keterbukaan dan kerapihan tata ruangnya, transparansi juga seharusnya menjadi jiwa dari setiap pembangunan publik. Namun, dalam proyek ini, papan informasi proyek belum terlihat di lokasi.
“Nilainya saya tidak tahu, tolong ditanyakan di nombornya proyek ini. Tapi di sini nomor proyeknya tidak ada,” tegas Baharudin.

Minimnya informasi publik ini memunculkan pertanyaan tentang komitmen keterbukaan. Padahal, masyarakat berhak mengetahui nilai dan sumber dana dari proyek yang menyentuh ruang publik kota.

Gangguan Lalu Lintas, Metode Lama Perlu Dievaluasi
Ahmad Baharudin juga mengingatkan bahwa lamanya pengerjaan proyek berdampak pada arus lalu lintas di jalur utama. Metode lama yang digunakan memperlambat pekerjaan dan menimbulkan kemacetan.
“Kalau seperti ini kan mengganggu lalu lintas terlalu lama. Block culvert itu lebih efisien, cepat, dan tidak mengganggu mobilitas warga,” ujarnya.

Ia berharap proyek berikutnya dapat mengadopsi metode modern dan efisien seperti yang diterapkan di kota-kota besar, sehingga penataan kota benar-benar membawa manfaat sosial dan ekonomi.

750 x 100 AD PLACEMENT

Langkah Evaluasi dan Akuntabilitas
Meski menemukan beberapa catatan di lapangan, Wabup menegaskan akan menindaklanjuti hasil pengawasan kepada Bupati Tulungagung.
“Kalau nanti ditemukan ketidaksesuaian, saya akan memberi masukan ke Bupati lewat dinas terkait. Pasti ada alasan teknis, tapi tetap harus kita evaluasi,” katanya.

Menapak Jalan Malioboro, Menggagas Tulungagung yang Ramah dan Elok
Rencana besar ini diklaim sebagai bagian dari master plan tahunan penataan kota. Baharudin menyebut, tiap tahun proyek akan berlanjut hingga seluruh kawasan kota tertata indah, layaknya Malioboro — dengan jalan yang bersih, rapi, dan ramah bagi pejalan kaki serta pelaku UMKM.
“Ini master plan mempercantik dan membenahi tata kota. Masih ada sambungannya tiap tahun,” jelasnya.

Namun, agar cita-cita besar itu tidak menjadi sekadar lukisan di atas kertas, diperlukan peta jalan yang jelas, pengawasan yang kuat, dan keterbukaan informasi bagi publik.

750 x 100 AD PLACEMENT

Karena Malioboro bukan sekadar jalan yang cantik, melainkan cermin tata ruang yang berpihak pada rakyat kecil dan pelaku UMKM. Jika semangat itu dapat ditumbuhkan di Tulungagung, maka wajah kota ini akan benar-benar hidup — indah, transparan, dan bermartabat.

Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !