
Mohammad Samhaji (kopiah hitam) Modin penerima honor
JEMBER, HARIAN-NEWS.com — Sabtu (4/10/2025) siang, suasana Balai Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Jember tampak berbeda dari biasanya. Deretan kursi plastik tersusun rapi, sementara para guru ngaji dan modin datang bergantian dengan wajah sumringah antara mereka, terlihat sosok bersahaja mengenakan sarung dan kopiah hitam—Muhammad Samhaji, modin yang sudah mengabdikan diri di Desa Jenggawah sejak tahun 2003.
Hari itu, meski bertepatan dengan hari libur, Pemerintah Kabupaten Jember tetap melanjutkan penyaluran insentif bagi ribuan guru ngaji dan modin. Langkah ini menjadi bukti komitmen Pemkab Jember dalam mempercepat pencairan honorarium agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Jember, Nurul Hafid Yasin, menegaskan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari program penyaluran tahap kedua. “Sebanyak 6.761 guru ngaji dan mudin dari empat kecamatan — Ambulu, Tempurejo, Mumbulsari, dan Jenggawah — telah lolos verifikasi dan mulai menerima insentif,” jelasnya.Nurul menambahkan, pelaksanaan pada hari libur dilakukan semata-mata untuk mempercepat proses penyaluran. Ia juga memastikan bahwa tidak ada pungutan atau imbalan dalam bentuk apa pun.
“Ini hak penghormatan dari pemerintah daerah. Tidak ada potongan sepeser pun. Kalau ada yang memanfaatkan situasi, segera laporkan,” tegasnya.
Selain untuk guru ngaji Muslim, program ini juga mencakup penerima Non-Muslim. Tercatat 239 guru ngaji Non-Muslim dan 406 mudin turut memperoleh honorarium dengan mekanisme yang sama. “Kami tidak membeda-bedakan, semua yang berperan dalam pembinaan moral masyarakat berhak mendapatkan perhatian yang sama,” imbuhnya.
Bagi Pak Samhaji, insentif ini bukan sekadar angka. Setiap rupiah yang diterima baginya adalah penghargaan atas pengabdian panjang yang ia jalani dengan ikhlas.
“Prosesnya mudah dan tanpa potongan. Alhamdulillah, sangat membantu untuk kebutuhan keluarga. Semoga program seperti ini terus berlanjut,” tutur pria ramah itu, sambil menyalami rekan sesama pengabdi.
Dari masjid ke balai desa, dari adzan subuh hingga doa di sore hari, kisah Pak Samhaji menggambarkan bagaimana dedikasi para guru ngaji dan mudin menjadi bagian penting dari denyut kehidupan masyarakat Jember.
Lewat program insentif ini, pemerintah daerah berharap kesejahteraan mereka meningkat, dan semangat pelayanan kepada umat tetap terjaga — sebagaimana doa tulus yang terus mengalir dari mimbar-mimbar kecil di sudut desa.
Jurnalis: Wahyu Ade
Editor: Tanu Metir