160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Nada-nada Merdeka: Festival Musik Akustik Jadi Wajah Baru Kreativitas Tulungagung

Akustik, Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin membuka Festival Musik Akustik Piala Wakil Bupati 2025
TULUNGAGUNG — Sabtu malam, 26 Juli 2025. Di bawah langit yang teduh dan lampu temaram Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati Tulungagung, gitar berdenting, vokal menggema, dan semangat muda bergulir dalam alunan nada. Festival Musik Akustik Piala Wakil Bupati resmi dimulai. Bukan sekadar ajang lomba, tapi menjadi denyut baru bagi geliat budaya musik lokal.

Di tengah suasana yang hangat dan penuh antusiasme, Wakil Bupati H. Ahmad Baharudin, S.M., membuka langsung festival yang digagas oleh AB Production ini. Bertemakan “Kreatif dan Produktif dalam Meraih Masa Depan”, acara ini menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia—sebuah cara merdeka yang berbeda: melalui musik, bukan pidato; melalui harmoni, bukan seremoni.

Musik sebagai Ekspresi, Bukan Kompetisi Semata
Festival ini menyasar dua kategori: pelajar dan umum. Namun dari panggung malam pembukaan, terlihat jelas—ini bukan tentang siapa yang lebih hebat, tapi siapa yang paling jujur menyuarakan isi hati lewat musik. Sembilan peserta dari kategori umum tampil perdana dan langsung mencuri perhatian.

750 x 100 AD PLACEMENT

Setiap lagu yang dibawakan bukan hanya melodi, tapi cerita, keresahan, semangat, dan harapan yang dipetik dari keseharian mereka.
“Festival ini bukan sekadar lomba,” kata Ketua Panitia Agus Purnomo. “Kami ingin menciptakan ruang aman dan positif bagi pelajar maupun masyarakat umum untuk mengekspresikan kreativitas mereka.”
Tak hanya soal tampil di atas panggung, peserta juga ditantang untuk menciptakan konten video penampilannya dan mengunggahnya ke TikTok. Sebuah langkah cerdas di era digital, yang memperluas panggung mereka dari pendopo ke layar ribuan orang. Video terbaik nantinya akan dianugerahi penghargaan khusus pada malam final.

Membangun Identitas Musik Lokal
Dalam sambutannya, Wabup Baharudin menyebut festival ini sebagai momentum kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat. “Ini bukan hanya tentang mencari siapa yang terbaik,” ujarnya. “Tapi tentang merajut silaturahmi antar pelaku seni, dan membangun karakter masyarakat Tulungagung melalui jalur budaya.”
Musik akustik, dengan segala kesederhanaannya, justru menjadi pilihan yang pas. Tanpa distorsi dan efek berlebihan, ia menyajikan musik yang intim dan jujur. Suara gitar akustik yang berpadu dengan vokal alami menciptakan suasana yang hangat dan membumi—cocok dengan semangat kebersamaan yang diusung festival ini.

Menuju Komunitas Musik yang Kuat dan Mandiri
Festival ini tak berhenti pada panggung atau hadiah. Lebih jauh, panitia ingin menjaring bibit-bibit unggul di dunia musik dan membentuk komunitas yang solid dan profesional. Dalam jangka panjang, mereka berharap lahirnya ekosistem musik akustik yang hidup dan produktif, yang mampu mengangkat nama Tulungagung ke kancah nasional.

750 x 100 AD PLACEMENT

Di era ketika musik kerap menjadi komoditas cepat saji, Festival Musik Akustik Piala Wabup hadir sebagai pengingat bahwa musik bisa tetap murni, penuh jiwa, dan bermakna. Sebuah ruang di mana para musisi bisa tumbuh, saling dukung, dan menyuarakan isi hatinya—tanpa takut dihakimi, tanpa perlu menjadi viral untuk bisa dianggap penting.

Karena pada akhirnya, setiap nada adalah bagian dari identitas. Dan festival ini adalah panggung di mana identitas itu menemukan suaranya.

Pandhu | HARIAN-NEWS.com

750 x 100 AD PLACEMENT

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !