
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com , – Di tengah deru modernisasi dan hiruk-pikuk perkembangan zaman, masih ada sosok yang tak lelah mempertahankan tradisi. Pak Suladi (65) warga Desa Wajak Lor Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, adalah perwujudan nyata perjuangan dalam menjaga warisan leluhur.
Selama lebih dari tiga dekade, Pak Suladi telah setia menjajakan jamu tradisional dari satu instansi ke instansi lainnya di Kabupaten Tulungagung. Bersama sepeda ontelnya yang setia, ia menyusuri setiap sudut jalanan demi mengantar ramuan sehat kepada para pelanggannya.
“Saya memulai usaha ini sejak tahun 2000. Kala itu, saya sering membawa jamu menggunakan becak saat pesanan sedang banyak,” kenang Pak Suladi. Meskipun penghasilan hariannya berkisar antara 60 ribu hingga 70 ribu rupiah, ia tetap gigih menjalani profesinya.
Tak hanya Pak Suladi, sang istri tercinta juga turut membantu dengan menitipkan jamu di berbagai pasar. Berkat semangat kerja keras dan dukungan dari keluarga, mereka mampu melestarikan tradisi ini hingga kini.
Pak Suladi, sosok yang menjadikan warisan leluhur sebagai pedoman hidup, merupakan inspirasi bagi generasi muda yang ingin tetap menggenggam nilai-nilai budaya dalam genggaman tangan modernisasi.