
JEMBER, HARIAN-NEWS.com – Jember Fashion Carnival (JFC) 2025 kembali memahat warna di langit Jember, Sabtu (9/8/2025). Tak hanya menjadi panggung parade busana dan budaya, perhelatan ini juga meniupkan angin segar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjajar memamerkan karya di sepanjang jalur karnaval.
Dari sekitar panggung utama hingga rute parade, deretan stan UMKM berdiri seperti prajurit ekonomi rakyat, menawarkan aneka produk unggulan. Bazar khusus pun digelar untuk menampilkan hasil karya dan produk khas Jember.
Mulai dari kuliner khas seperti susu kedelai, cincau hijau, sale pisang, suwar-suwir, dan kue tradisional; hingga produk fashion berupa pakaian, aksesori, serta pernak-pernik bertema JFC. Di sektor kerajinan, batik lokal, souvenir, produk herbal, dan olahan hasil pertanian menjadi magnet bagi pengunjung.
Warga Jember Bangga dan Terhibur Bu Heni, salah satu pengunjung setia, tak menyembunyikan kebahagiaannya. Menurutnya, kehadiran UMKM di JFC ibarat denyut nadi yang menghidupkan suasana. “Sekarang pedagang lebih terkoordinir, dan ini jadi kebanggaan warga Jember. Suasananya meriah, dan jadi hiburan satu-satunya di momen JFC,” ujarnya.
Ia menilai makanan dan minuman, seperti bakso, menjadi primadona pembeli. Harga yang terjangkau membuatnya selalu kembali setiap tahun. “Orang jauh saja datang, kenapa kita warga Jember tidak ikut meramaikan,” tambahnya.
Suara Pedagang: Harapannya Masih Menggantung
Pak Faktur, pengrajin dari Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, yang menjajakan gelang keramik, batu, dan kulit, mengaku senang meski penjualan tak sebaik tahun lalu. “Pengunjung lumayan ramai, tapi tahun lalu lebih bagus. Mungkin karena jalur UMKM sekarang kurang strategis,” katanya.
Sebelum mengikuti JFC, ia mengumpulkan produk dari para pengrajin di desanya. Ia berharap penataan lokasi UMKM di masa depan bisa lebih baik, agar rezeki yang mengalir tak tersendat.
JFC: Panggung Seni yang Menggandeng Ekonomi Rakyat
JFC selama ini menjadi magnet tahunan bagi masyarakat, bukan hanya sebagai pesta budaya tetapi juga ajang promosi UMKM. Sinergi antara parade dan bazar diharapkan terus memutar roda ekonomi rakyat.
Sayangnya, ketika HARIAN-NEWS.com mencoba mengonfirmasi pihak panitia terkait penyelenggaraan Jember Fashion Carnival dan evaluasi penataan UMKM tahun ini, pintu kata itu tertutup rapat—seakan panitia memilih membungkus jawabannya di balik tirai kesibukan.
Jurnalis: Wahyu Ade
Editor Tanu Metir