
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 1 Boyolangu tahun ajaran 2025/2026 bukan sekadar rutinitas tahunan. Lebih dari itu, kegiatan yang dimulai pada Jumat (18/7/2025) ini menjadi pintu gerbang pembentukan karakter dan budaya positif bagi 421 siswa baru yang siap mengukir prestasi di jenjang pendidikan menengah atas.
Dengan semangat kolaboratif, MPLS tahun ini mengusung pendekatan yang lebih fleksibel dan humanis. Para siswa tidak hanya dikenalkan dengan lingkungan sekolah, tetapi juga diajak memahami nilai-nilai kedisiplinan, etika digital, dan pentingnya adaptasi sejak hari pertama.
“Kami ingin siswa baru tidak sekadar tahu ruang kelas, tapi juga memahami budaya sekolah, nilai karakter, dan bagaimana menjadi pelajar yang bertanggung jawab,” ungkap Muhammad Abdul Wakhid, M.Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 1 Boyolangu.
Kolaborasi OSIS dan Guru: Menyambut dengan Hangat
Pelaksanaan MPLS melibatkan kolaborasi erat antara para guru dan pengurus OSIS. Para senior dari OSIS turut berperan aktif dalam menyambut adik-adik kelasnya, mengenalkan program ekstrakurikuler, dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan penguatan karakter.
“Kehadiran OSIS sangat membantu. Mereka menjadi jembatan komunikasi yang efektif bagi siswa baru agar lebih cepat beradaptasi,” tambah Wakhid.
Rangkaian Kegiatan: Edukatif, Ceria, dan Bermakna
Hari pertama MPLS dibuka dengan upacara dan pemutaran video daring serentak se-Jawa Timur sebagai bagian dari instruksi Dinas Pendidikan. Selanjutnya, para siswa mendapat materi penguatan wawasan kebangsaan, penggunaan media sosial yang sehat, hingga eksplorasi lingkungan sekolah.
Menariknya, siswa juga diajak menggambar denah sekolah, mengenal fungsi ruang-ruang penting, serta berlatih memahami tata letak fasilitas—metode kreatif yang terbukti efektif membangun kedekatan siswa dengan lingkungan belajar barunya.
Meskipun tidak ada materi spesifik tentang perundungan, pihak sekolah tetap menekankan pentingnya literasi positif dan etika digital.
“Kami fokus pada literasi dan edukasi digital. Anak-anak didorong untuk gemar membaca serta menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Disiplin dan Karakter, Pilar Utama Sejak Dini
Disiplin menjadi salah satu pilar utama dalam proses pembentukan karakter siswa di SMAN 1 Boyolangu. Siswa diwajibkan hadir sebelum pukul 06.30 WIB, mengenakan seragam dari sekolah asal, serta menjaga kerapian termasuk dalam potongan rambut.
“Kedisiplinan kami terapkan sejak awal. Ini penting sebagai bekal mereka menghadapi tantangan masa depan,” tutur Wakhid.
Selain itu, pengenalan ekstrakurikuler juga menjadi bagian penting dari MPLS. Di hari Kamis, para pengurus ekstra menyajikan demo kegiatan secara langsung—memberikan gambaran nyata tentang berbagai pilihan kegiatan pengembangan diri yang tersedia di sekolah.
Fleksibel, Humanis, dan Ramah Siswa
Tahun ini, sekolah memberi kebijakan lebih fleksibel terkait pemakaian seragam. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban orang tua dan menumbuhkan rasa nyaman bagi siswa baru.
“Kami tidak mewajibkan seragam baru. Cukup gunakan seragam sekolah asal. Prinsip kami: ramah siswa, ramah keluarga,” jelas Wakhid.
Tak hanya itu, setiap pagi para siswa diajak mengikuti senam ceria sebagai bagian dari implementasi “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Menanam Harapan, Menyemai Masa Depan
Mengakhiri wawancara, Wakhid menyampaikan harapan besar bagi siswa-siswi baru yang memulai perjalanannya di SMAN 1 Boyolangu.
“SMA ini bukan akhir dari segalanya, tapi titik awal. Kami berharap mereka tumbuh menjadi generasi yang disiplin, bertanggung jawab, dan berprestasi sesuai minat dan bakat masing-masing,” pungkasnya.
MPLS SMAN 1 Boyolangu membuktikan bahwa orientasi siswa baru bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata menyiapkan generasi unggul yang siap menghadapi masa depan dengan karakter dan kompetensi.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir