JAKARTA, HARIAN-NEWS.com – Tingkat kepercayaan publik terhadap Kejaksaan RI mencapai 81% berdasarkan hasil survei saat ini. Angka ini mencerminkan kinerja Kejaksaan yang sukses mengungkap kasus korupsi yang merugikan negara triliunan rupiah, seperti kasus Jiwasraya dan Asabri.
Program Restoratif Justice yang mengacu pada Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020 juga mendapatkan respon positif dari masyarakat, sejalan dengan komitmen Jaksa Agung untuk mengutamakan keadilan dan kemanusiaan.
Namun, di tengah gemuruh kesuksesan Kejaksaan, ada pihak yang berupaya menghalangi sinar keberhasilan Kejaksaan di Indonesia dengan menyebarkan berita bohong. Berita palsu tersebut menyampaikan informasi palsu mengenai kesehatan Jaksa Agung dan pemecatan Jaksa Agung ST Burhanuddin. Berita bohong ini disebar melalui berbagai platform media sosial dan media elektronik.
Reda Manthovani dan Narendra Jatna, Pengurus Persatuan Jaksa dan Generasi Muda Adhyaksa, menegaskan bahwa jajaran Kejaksaan, termasuk Jaksa Agung Muda, Badan Diklat Kejaksaan RI, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia tetap solid dalam mendukung kinerja Jaksa Agung ST Burhanuddin.
“Kami, Generasi Muda Adhyaksa, dengan tegas mengutuk tindakan jahat oknum yang menyebarkan hoaks dan berita palsu tersebut, dan kami meminta oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut segera menghentikan perbuatannya yang jahat,” ujar Reda Manthovani pada Selasa (18/7).
Selaras dengan itu, Narendra Jatna juga menegaskan bahwa jika pelaku terus melanjutkan penyebaran berita bohong tersebut, Generasi Muda Adhyaksa tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum yang tegas.
Tindakan jahat ini tidak hanya melukai perasaan seluruh insan Adhyaksa di Indonesia, tetapi juga merusak rasa keadilan dan tingginya kepercayaan publik terhadap Kejaksaan.
